Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

BNPB Sosialisasi Relokasi 40 KK Warga Terdampak Banjir Bogor Selatan

Foto : ANTARA/HO/Pemkot Bogor

Wakil Wali Kota Bogor, Jawa Barat Dedie Abdul Rachim (kesatu dari kiri) saat menerima dokumen bencana dari Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka (tengah) disaksikan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Bara Jarwansyah (kesatu dari kanan) dalam kegiatan sosialisasi relokasi warga terdampak bencana di Kecamatan Bogor Selatan, Senin (18/9/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

KOTA BOGOR - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyosialisasikan relokasi pemukiman warga untuk 40 kartu keluarga (KK) yang terdampak bencana longsor dan lainnya di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim di Kota Bogor, Selasa, mengapresiasi semua pihak yang telah mengupayakan percepatan relokasi warga Bogor Selatan yang terdampak bencana.

"Terima kasih bagi semua pihak. Relokasi ini setelah melewati beberapa waktu, sudah diputuskan satu area relokasi yang bisa kita jadikan Desa Tangguh Bencana," kata Dedie.

Ia menyampaikan pekan depan mulai dikerjakan 40 bangunan siap jadi bagi warga dan ditargetkan akhir tahun sudah bisa ditempati, sehingga memberikan manfaat dan harapan baru bagi warga terdampak bencana di Bogor Selatan.

Sosialisasi relokasi telah dilaksanakan pada Senin (18/9), yang dihadiri Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPBBara Jarwansyah, dan Wakil Wali Kota BogorDedie Abdul Rachim, didampingi Sekda Kota BogorSyarifah Sofiah dan Kepala Pelaksana BPBD Kota BogorTeofilo Patrocinio Freitas.

Pemkot Bogor telah menyediakan lahan seluas 7.000 meter persegi di Kelurahan Pamoyanan sebagai lahan relokasi bagi 40 KK tersebut, sehingga mereka tidak lagi tinggal di daerah rawan bencana.

Ia berpesan kepada pelaksana pembangunan agar perencanaan harus matang dan komprehensif. Hal-hal yang ada harus segera dikoordinasikan dan diselesaikan dengan pihak terkait lain, diantaranya tata ruang, akses, sarana prasarana, seperti air bersih, PLN,septictankkomunal dan lain-lain.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPBBara Jarwansyah menjelaskan sektor perumahan menjadi prioritas dalam penanganan bagi masyarakat terdampak bencana agar dapat kembali ke rumah dan menjalankan aktivitas secara normal dan diharapkan tidak lagi berada di pengungsian.

"Harapannya bisa cepat selesai proses pembangunan rumahnya. Rumah yang di bangun bertipe 36, dua kamar difasilitasi air bersih dan listrik penerangan plus fasos dan fasum sehingga lebih aman dan nyaman dibanding tempat yang lama," katanya.

Pembangunan rumah tersebut diharapkan selesai tahun 2023. "Untuk itu dukungan semua pihak sangat diharapkan, disamping kesabaran para warga terdampak dalam menunggu selesai proses pembangunan rumah," kata Bara Jarwansyah.

Secara keseluruhan BNPB sudah membangun sebanyak 700 ribu rumah di seluruh Indonesia yang terdampak bencana dan di Indonesia rata-rata terjadi 10 bencana per hari. Ant


Redaktur : -
Penulis : Antara, Gembong

Komentar

Komentar
()

Top