BNI Syariah Incar Potensi Dana Murah PMI di Hong Kong

JAKARTA - BNI Syariah berusaha meningkatkan literasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong. Sebab, jumlah PMI di Hong Kong terbesar ketiga setelah Malaysia dan Timur Tengah.

Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Bambang Sutrisno mengatakan kegiatan literasi pekerja migran Hong Kong ini penting karena potensi bisnis dana murah dari tenaga kerja (remitensi) tersebut cukup besar. "Sampai Maret 2019, jumlah nasabah BNI Syariah yang berasal dari pekerja migran Hong Kong mencapai 15,5 ribu orang dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) mencapai 161,2 miliar rupiah," kata Bambang melalui keterangan tertulis kepada Koran Jakarta, Senin (27/5).

Pekerja migran tersebut sudah menjadi nasabah BNI Syariah sejak 2009 melalui layanan BNI Remittance Ltd (BRL). Bambang berharap, kedepan BNI Syariah bisa lebih optimal bersinergi dengan BNI agar dapat mempermudah para migran untuk bertransaksi dengan cepat, efisien dan prudent sesuai syariah.

Menurut Bambang, saat ini pekerja migran di Hong Kong sudah lebih dari 160 ribu orang, dan yang memiliki rekening BNI syariah sebanyak 15.500, secara presentasi 9,5 persen, dan potensi masih cukup besar. Untuk meningkatkan DPK dari pekerja migran Hongkong, BNI Syariah sedang mengembangkan sistem pembukaan rekening online sehingga nantinya pekerja migran bisa lebih mudah untuk membuka rekening syariah.

Pemimpin BNI Hongkong, Wan Andi mengatakan BNI akan terus meningkatkan infrastruktur perbankan dan edukasi untuk meningkatkan jumlah nasabah di Hongkong. "Market share transaksi remittance BNI saat ini sekitar 47 ribu per bulan, yang disalurkan melalui beberapa channel seperti 7 ribu BNI Remittance Ltd outlet, 20 ribu counterpart outlet dan 20 ribu ATM BNI," kata Wan Adi.

mad/E-10