Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Musim

BMKG Tetapkan Status Awas Kekeringan di 4 Kabupaten

Foto : ANTARA/AHMAD SUBAIDI

KESULITAN AIR BERSIH I Sejumlah perempuan mengambil air di sungai yang airnya mulai menyusut di Desa Kelawis, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa, NTB, Sabtu (25/7). Warga di daerah tersebut sejak dua bulan lalu mengalami kesulitan mendapatkan air bersih sebagai dampak musim kemarau.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan empat kabupaten berstatus awas atau kode merah kekeringan meteorologis. Keempat kabupaten itu yakni tiga kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB). Status awas ini tertuang dalam Surat Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis yang dikeluarkan Deputi Klimatologi BMKG pada akhir pekan lalu.

"Tiga kabupaten/kota di NTT yaitu Kota Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan satu kabupaten di NTB yaitu Kabupaten Dompu," ungkap BMKG keterangan tertulis, Minggu (26/7).

BMKG juga menetapkan 58 kabupaten/kota yang berstatus siaga atau kode oranye yang tersebar di NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. BMKG menyatakan bahwa saat ini 69 persen wilayah telah memasuki musim kemarau seiring sirkulasi angin monsun Australia yang dominan dan bersifat kering dari arah timur-tenggara.

Wilayah yang memasuki musim kemarau ini tersebar di sejumlah daerah. Sebanyak 31 persen di antaranya telah mengalami kondisi kering secara meteorologis dihitung berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut atau deret hari kering yang bervariasi mulai dari 21-30 hari, 31-60 hari, dan di atas 61 hari.

Wilayah yang sudah mengalami deret hari kering lebih dari 30 hari, yakni Bali (Bangli, Buleleng, Karangasem, Klungkung, Denpasar), Yogyakarta, Jateng (Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri), Jatim (Bangkalan, Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Kota Surabaya, Lamongan, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo), NTB, NTT, dan Kepulauan Selayar-Sulsel.

Berpotensi Banjir

Meski sejumlah wilayah di selatan Indonesia mengalami musim kemarau, BMKG meminta masyarakat yang tinggal di daerah ekuator mewaspadai potensi curah hujan yang berisiko banjir.

"Daerah yang tidak atau belum mengalami musim kemarau, terutama dekat ekuator, perlu waspada potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi yang berisiko banjir," katanya.

Berdasarkan perkiraan curah hujan probabilistik BMKG, beberapa wilayah yang berpotensi banjir dengan kategori tinggi yaitu sebagian Sulawesi Tengah dan Papua.

Sementara potensi banjir dengan kategori menengah ada di sebagian Aceh, Sumut, Sumbar, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. n Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top