BKKBN Sebut Menurunkan Stunting Perlu Kerja Sama Para Pihak
Ilustrasi - Dokter tengah memeriksa kesehatan balita di Tanjungpinang, Kepri.
Foto: ANTARA/OgenMANADO - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara (Sulut) D Tino Tandaju mengatakan untuk menurunkan angka prevalensi stunting perlu dukungan dari para pemangku kepentingan.
"BKKBN tidak bisa bekerja sendiri dalam menurunkan angka stunting, perlu didukung semua pihak," kata D Tino Tandaju di Manado, Kamis (17/10).
Karena itu, kata dia, BKKBN terus membangun kolaborasi dengan para pihak untuk memastikan intervensi yang dilakukan tepat sasaran.
BKKBN terus berupaya dan berkolaborasi dengan berbagai mitra dalam memastikan intervensi yang tepat sasaran, khususnya di wilayah-wilayah dengan angka prevalensi stunting yang tinggi.
"Keterlibatan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, swasta hingga masyarakat, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal," ujarnya.
Tino menambahkan tanpa dukungan para pihak, target penurunan angka stunting tidak mungkin dicapai.
Target angka prevalensi stunting di Provinsi Sulut tahun 2024, sebesar 19 persen.
Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
Meski terjadi kenaikan, angka prevalensi stunting Sulut masih di bawah angka nasional 21,5 persen.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung