Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Tambang | Penerimaan Negara Masih Sangat Bergantung dari Komoditas

Bisnis Ekstratif Rusak Keseimbangan Alam

Foto : ANTARA/ANDRI SAPUTRA

TAMBANG EMAS RAKYAT | Seorang buruh tambang menghancurkan material (batu rep) yang mengandung emas untuk dimasukkan ke dalam tromol di Pertambangan Rakyat Desa Anggai, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Minggu (7/1).Tambang yang mulai beroperasi sejak tahun 1996 itu sudah memiliki izin Wilayah Pertambangan Rakyat dengan sistem pengolahan emas menggunakan tromol yang mampu menghasilkan 10 gram emas setiap kali penggilingan dan hingga saat ini tambang emas rakyat tersebut masih berproduksi serta menjadi mata pencaharian sebagian warga di Desa Anggai.

A   A   A   Pengaturan Font

Kegiatan usaha tambang yang mengeruk langsung dari perut bumi sangat merugikan untuk jangka panjang.

JAKARTA - Pemerintah perlu mengurangi kebergantungan terhadap aktivitas industri ekstratif. Selain merugikan keseimbangan alam, ekspor komoditas yang merupakan buah dari bisnis ekstratif ini tidak cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi nasional lantaran sifatnya sangat rentan terkena gangguan pasar global.

Dosen Teologi Moral Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, Frumensius Gions OFM, mengaitkan masalah industri pertambangan ini dengan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Frumens menyebutkan salah satu makna dari kunjungan Paus ini adalah peduli terhadap lingkungan, yakni bagaimana manusia itu melihat lingkungan sebagai bagian yang integral dengan dirinya.

"Mencintai lingkungan itu bukanlah pilihan, tetapi sesuatu yang melekat dalam diri manusia. Karena itu, mestinya negara mengurangi atau menghentikan aktivitas industri ekstratif," tegas Frumen kepada Koran Jakarta, Rabu (4/9), ketika dimintai tanggapannya terkait makna kedatangan Paus ke Indonesia.

Makna itu, terang Romo Frumen, sesuai dengan ensiklik (surat edaran Paus) "Laudato Si", ensiklik Apostolik Paus Fransiskus yang membicarakan Ibu Bumi sebagai rumah bersama. "Jadi, Paus mau menekankan bahwa bumi ini ialah rumah bersama. Oleh karena itu, marilah kita merawatnya secara bersama-sama," ucapnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top