Bioflok, Budidaya Ikan Efisien dan Produktif
Foto:Teknologibioflok bekerja dengan melibatkan bakteri probiotik sebagai pengurai limbah dapat meningkatkan kualitas air dalam kolam terpal. Biasanya, kolam berbentuk melingkaran dengan mengimbangkan kandungan karbon dan nitrogen dalam sistem akuakultur.
- Baca Juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Jantung Menurut Ahli Jantung
- Baca Juga: Program Damping Berdayakan 3.357 UMKM
Kotoran ikan yang dihasilkan selanjutnya dikonversi oleh bakteri sebagai sumber protein bagi ikan, sehingga menekan limbah. Biasanya pada budidaya ikan semacam lele, nila, atau gurami, kotoran yang tidak ditangani akan berubah menjadi racun berupa ammonia (NH3) yang membentuk total ammonia nitrogen (TAN) yang bersifat toksik.
Karena bersifat toksik, limbah ini akan menurunkan kualitas air dan dapat membunuh ikan. Bioflok bertujuan membatasi kandungan amonia dengan metode yang berguna bagi peningkatan kualitas dan kuantitas ikan.
"Budidaya sistem bioflok merupakan teknologi yang memicu peningkatan produktivitas perikanan budidaya secara otomatis juga menghadirkan peluang untuk keterlibatan masyarakat lebih jauh," kata Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto.
Bioflok atau biofloc berasal dari kata 'bios' dan 'floc' yang artinya kehidupan dan gumpalan. Metode ini memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk gumpalan. Dengan bantuan aerator pada kolam bulat, bakteri akan mengubah kotoran menjadi sekumpulan organisme seperti bakteri, jamur, protozoa, ataupuan algae.
Caranya dengan mengubah senyawa organik serta anorganik yang mengandung kabon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan posfor (P). Senyawa-senyawa ini kemudian diubah menjadi lumpur (sludge) oleh bakteri pembentuk flocs (flocs forming bacteria).
Bakteri pembentuk flok dipilih dari bakteri yang nonpathogen yang mempunyai kemampuan menyintesis PHA, memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen. Dia juga mengeluarkan metabolis sekunder yang dapat menekan pertumbuhan serta menetralkan toksik dari plankton merugikan.
Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflok dari Bacillus spp ialah kemampuannya untuk menyintesis senyawa poli hidroksi alkanoat (PHA). Beberapa bakteri pembentuk flok yang telah teruji diaplikasikan di lapangan ialah Achromobacter liquefaciens, Arthrobacter globiformis, Agrobacterium tumefaciens serta Pseudomonas alcaligenes. Beberapa bakteri probiotik ini dapat dibeli di pasar.
PH Stabil
Teknologi bioflok menawarkan banyak manfaat, seperti ramah lingkungan, PH air relatif stabil. PH rendah membuat kandungan ammonia menjadi kecil, tidak tergangung pada sinar matahari. Selain itu, jumlah ikan hidup (survival rate) bisa mencapai 90 persen.
Air bekas budidaya juga tidak bau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Air dengan kandungan nutrisi tersebut dapat dipakai sebagai pupuk tanaman baik sayur-sayuran maupun buah-buahan.
Feed Conversion Ratio (FCR) atau perbandingan antara berat pakan dan berat total (biomass) ikan dalam satu siklus periode budidaya bisa mencapai 1,03. Artinya 1,03 kg pakan menghasilkan 1 kilogram. Ini tergolong cukup tinggi.
Sistem bioflok juga tidak perlu atau hanya sedikit pergantian air, namun keamanan hayatinya tetap terjaga. Limbah dari kotoran akan diurai atau didaur ulang oleh bakteri lalu dijadikan makanan berprotein tinggi. Dengan kolam yang rapat, sistem ini mengurangi polusi air dan risiko introduksi atau penyebaran pathogen ke tanah.
Keuntungan lain bioflok adalah hemat biaya pakan. Sebab kotoran dapat dikonversi menjadi pakan kembali. Produktivitas lebih tinggi karena tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan kinerja dan konversi pakan dalam sistem budidaya ikan meningkat.
Slamet mengatakan, sejak dipraktikkan masyarakat pada 2015, hingga kini bioflok telah menjadi solusi jitu pembudidayaan guna meningkatkan produktivitas serta perekonomian masyarakat.
- Baca Juga: ‘Squid Game’ Jadi Serial Paling Banyak Ditonton
- Baca Juga: Converse Rilis Run Star Trainer Spring 2025
"Bukan hanya bagi pembudidaya, perekonomian masyarakat sekitar seperti penjual peralatan pendukung misalnya terpal, jaring, dan ember, terangkat," jelas Slamet. hay/G-1*
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Daftar Nama Jemaah Haji Khusus Akan Transparan
- 2 Perlu Dihemat, Anggaran Makan ASN Terlalu Besar Rp700 Miliar
- 3 Kejagung dan Kejati Jateng Serahkan Bantuan Korban Tanah Longsor di Kabupaten Pekalongan
- 4 Kota-kota di Asia Tenggara Termasuk yang Paling Tercemar di Dunia
- 5 Liverpool FC Kembali Sampaikan Pesan Unik kepada Fans Surabaya
Berita Terkini
- Untuk Mencegah Banjir, Lurah Pemurus Dalam Ajak Warga Bersihkan Sungai
- Indosat dan AIonOS Bersinergi Gunakan AI untuk Transformasi di Tiga Sektor
- Hasil Survei 100 Hari Kerja Dinyatakan Positif oleh Juru Bicara Kantor Kepresidenan
- Pertama di Indonesia, Beton Merah Putih Hadirkan Inovasi Beton Ramah Lingkungan Berteknologi Injeksi Karbon
- Tren Kenaikan IPM di Cilegon Jadi Indikator Keberhasilan Pembangunan Kota yang Berkelanjutan