Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diplomasi AS

Biden Akhiri Lawatan di Timur Tengah

Foto : AFP/Saudi Royal Palace/Bandar AL-JALOUD

Sambut Biden | Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyambut kedatangan Presiden AS, Joe Biden, di Istana Al-Salam, Jeddah, pada Jumat (15/7). Biden berada di Arab Saudi untuk misi menegaskan kembali pengaruh AS di Timur Tengah.

A   A   A   Pengaturan Font

JEDDAH - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bertolak ke Washington DC, pada Sabtu (16/7), setelah bertemu dengan para pemimpin Arab di Jeddah, Arab Saudi. Dalam lawatan itu, dia memaparkan visinya tentang keterlibatan AS di Timur Tengah untuk melawan Iran dan menegaskan pengaruhnya dalam kompetisi strategis dengan Tiongkok dan Russia.

"AS berkomitmen untuk membangun masa depan yang positif di kawasan ini, kemitraan dengan kalian semua," kata Presiden Biden dalam sambutan di KTT GCC+3, pertemuan para pemimpin dari Dewan Kerja Sama Teluk - Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, plus Mesir, Irak, dan Yordania.

"Kami tidak akan menjauh dan meninggalkan kevakuman untuk diisi Tiongkok, Russia, atau Iran. Kami akan berusaha mengembangkan momen ini dengan kepemimpinan yang aktif dan berprinsip," imbuh dia.

Biden juga memaparkan prinsip-prinsip keterlibatan AS di kawasan itu, termasuk mempererat kemitraan dan mendukung kapabilitas pertahanan negara-negara yang berbasis pada aturan tatanan internasional dan menghalangi kekuatan asing dan regional yang berusaha mendominasi lewat aksi militer dan membahayakan kebebasan navigasi.

Biden kemudian mengumumkan bantuan keamanan pangan sebesar 1 miliar dollar AS untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. Ia menyambut baik janji bantuan 3 miliar dollar AS dari para pemimpin Arab untuk infrastruktur global dan inisiatif investasi yang diluncurkan Washington DC untuk melawan program Sabuk dan Jalan (Belt and Road) Tiongkok.

Tegaskan Pengaruh

Sebelumnya pada Jumat (15/7), Presiden Biden bertemu Raja Arab Saudi, Salman, dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Jeddah. Mereka berunding untuk meningkatkan keamanan Israel terhadap ancaman Iran dan menegaskan kembali pengaruh AS di Timur Tengah.

Biden terbang langsung ke Jeddah dari Tel Aviv, hanya beberapa jam setelah kerajaan itu mengumumkan pembukaan wilayah udaranya, yang secara efektif mengakhiri larangan negara itu pada penerbangan ke dan dari Israel.

Sikap Riyadh itu adalah bagian dari menghangatnya hubungan yang lebih luas antara Israel dan dunia Arab saat mereka bersekutu melawan Teheran.

"Itu adalah masalah besar" kata Biden. "Tidak hanya secara simbolis tetapi secara substantif," imbuh Biden seraya menambahkan bahwa ia berharap langkah itu pada akhirnya akan mengarah pada normalisasi yang lebih luas dari hubungan Saudi-Israel dimana kedua negara saat ini tidak saling mengakui.

Biden menyambut baik perpanjangan gencatan senjata yang dimediasi PBB selama hampir 4 bulan di Yaman, dan komitmen Riyadh untuk mencapai penyelesaian konflik yang lebih luas yang dimulai pada akhir 2014. Perang proksi antara koalisi yang dipimpin Saudi dan Milisi Houthi yang didukung Teheran telah mengubah Yaman menjadi tempat kelompok jihad berkembang biak dan telah menewaskan 300.000 orang lebih. VoA/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top