Biaya Pinjaman Tinggi, Peran Bank dalam Pembangunan Jadi Terbatas
Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan penurunan NIM memang diperlukan agar cost of fund dapat diturunkan. Dengan demikian, biaya produksi di sektor riil dapat diturunkan dan perekonomian lebih efisien.
"Untuk menurunkan sangat mungkin dimulai dari Bank BUKU IV atau paling tidak dimulai oleh bank BUMN, seperti Bank Mandiri, BRI, dan BNI yang masuk kategori Bank BUKU IV," papar Suhartoko.
Potensi penurunan NIM juga sangat mungkin dilakukan mengingat struktur pasar industri perbankan yang oligopolis. "Begitu ketiga Bank BUMN turunkan bunga, akan diikuti bank lain. Apalagi jika ada bujukan moral Bank Indonesia kepada bank BUKU 4 lainnya," katanya.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengatakan NIM bank bisa saja turun apalagi kalau itu di-trigger bank-bank papan atas yang memiliki pangsa DPK yang besar seperti bank BUMN.
"Bapak Presiden Jokowi sudah mengimbau kalau NIM bank-bank di Indonesia mungkin yang tertinggi di dunia, maka kami melakukan penyesuaian dengan melakukan efisiensi cost of fund di mana komposisi dana murah kami mungkin yang tertinggi di industri yakni 64 persen," kata Lani seusai meresmikan kantor cabang dengan konsep terbaru "Digital Branch" di Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Jumat (25/8).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya