Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Biasakan Mengapresiasi Kinerja Anak

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Anak Juga Manusia
Penulis : Angga Setyawan
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Ke-1, April 2019
Tebal : 183 halaman
ISBN : 978-602-385-912-2

Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap 23 Juli untuk penggugah semua pihak memenuhi hak-hak anak. Orang tua, sekolah, dan masyarakat bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Buku Anak Juga Manusia relevan dan penting diresapi.

Buku ini memaparkan cara menjadi orang tua yang bisa memahami anak, bukan robot yang bebas dikendalikan. Anak punya hati dan perasaan. Memandang anak sebagai manusia, sama seperti orang dewasa penting agar bisa mendidik dan mendampingi dalam perkembangan.

Setiap orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi manusia yang membanggakan. Untuk itu, belajar mendidik anak sangat penting. Orang tua harus memiliki kecakapan dan kemampuan mendidik anak yang bisa dipelajari melalui buku, internet, atau pelatihan-pelatihan parenting. "Jangan hanya gonta-ganti gawai, penting anggarkan untuk belajar soal anak," (hlm 26).

Pada dasarnya, anak terlahir dengan kebaikan dari Tuhan. Namun dalam perkembangannya, muncul label-label buruk dari orang sekitar yang membuatnya percaya. Anak menjadi nakal, malas, pemarah, dan sebagainya. Maka, orang tua mesti memiliki kedewasaan menyikapi setiap perilaku anak.

"Mendidik membantu anak berproses menjadi dewasa. Orang perlu menjadi dewasa lebih dulu," (hlm 48).

Orang tua mesti membiasakan berkata positif agar anak punya kepercayaan diri. Sebab, filter dalam otak anak belum sempurna, sehingga mudah percaya yang mereka dengar dan lihat. Semua lalu diteruskan ke otak bawah sadar. "Tahanlah kata-kata buruk. Gantilah dengan kata-kata positif. Jika sedang kesal, tarik diri, sebentar. Kembalilah ke anak-anak ketika energi positif sudah mengalir," (hlm 53).

Segala perkataan, sikap, dan tindakan orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan konsep diri anak. Saat anak melakukan yang baik atau berhasil, perlu diapresiasi. Saat melakukan kesalahan atau kegagalan, orang tua mesti tetap memberi motivasi dan dukungan agar anak bisa memperbaiki. Sikap positif akan terekam anak yang merasa dihargai dan disayangi. Sebaliknya, memarahi dan membentak membuat anak merasa kecil.

Contoh yang dilakukan Nancy Elliot, ibu Thomas Alva Edison, seorang ilmuan pencipta paling produktif yang diakui dunia. Saat Thomas dikeluarkan dari sekolah, ibunya berkata, "Tidak apa-apa, Nak. Mulai besok kamu belajar dengan Mama." Saat Thomas banyak bertanya, Ibunya menanggapi dengan panuh antusias. Ibu Thomas pantas mendapat Nobel Pendidikan. "Sudahkah kita berusaha terus-menerus membesarkan hati anak?" (hlm 100).

Di masa pertumbuhan, anak butuh penguatan dan motivasi atas segala kreativitasnya. Maka, orang tua mesti memberi ruang mengembangkan kreativitasnya dengan menghargai setiap pendapat dan idenya. Setiap pencapaian atau perkembangan sekecil apa pun, diapresiasi agar anak termotivasi. "Beri apresiasi pada karya-karya anak, apa pun itu," (hlm 106).

Buku menggugah kesadaran pembaca agar lebih memahami anak. Sikap marah-marah dan membentak hanya akan mengecilkan hati anak. Ketika anak mendapatkan nilai buruk di sekolah, orang tua mesti berusaha mencari penyebabnya dan membantu proses belajar. Kalau ada orang tua memarahi anak biasanya karena malu. "Sebetulnya, orang tua itu gagal berdamai dengan diri sendiri karena malu sama orang tua yang lain" (hlm 155).

Momen HAN menjadi saat untuk lebih memahami dan memperhatikan anak. Kasih sayang, perhatian, dan apresiasi positif orang tua jadi "gizi" pertumbuhan bocah.

Diresensi Al-Mahfud, lulusan STAIN Kudus

Komentar

Komentar
()

Top