Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemunduran RDG l Meski Sudah Tahu Posisi FFR, BI Tetap Tunggu Hasil Rapat FOMC

BI Ubah Pendekatan "Preemptive"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Strategi Menunggu

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bima Yudhistira, menilai langkah BI memundurkan jadwal rapat dewan gubernur itu strategi untuk melihat dulu perkembangan dari rapat The Fed.

Hal ini menunjukkan betapa rentannya aliran hot money atau uang panas di pasar modal dan pasar surat utang Indonesia. Sebanyak 40 persen utang pemerintah Indonesia dipegang oleh investor asing. Maka investor asing melihat arah pergerakan Fed Fund Rate (FFR) sebagai rujukan utama.

"Kalau Fed Fund Rate-nya naik, maka bunga SBN harus naik meskipun ratingnya BBB dengan outlook stabil. Dengan menunda rapat RDG, BI justru mengirim sentimen ke pasar bahwa kenaikan Fed Fund Rate benar-benar berbahaya bagi stabilitas moneter di Indonesia," ungkap Bima kepada Koran Jakarta, kemarin.

Bagi Bima, penundaan rapat ini juga menjadi ancang-ancang BI untuk menaikkan bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps atau 50 bps. Padahal, idealnya BI sebaiknya menaikkan bunga acuan sebelum rapat FOMC sebagai bentuk konsistensi kebijakan pre-emptive (antisipasi).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top