Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berutang Demi Bisa Kuliah, Benarkah Pinjol Solusinya?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Pathdoc

Ilustrasi utang.

A   A   A   Pengaturan Font

Akan tetapi, ini membuat universitas di Inggris bergantung pada mahasiswa internasional, yang umumnya membayar iuran kuliah berlipat ganda dibanding warga Inggris. University of Manchester, misalnya, telah berhasil mendiversifikasi sumber pendapatannya melalui riset, dana abadi, dan investasi, namun masih menghadapi kesulitan keuangan.

Di Indonesia, beberapa universitas telah melakukan skema urun dana (crowdfunding) dengan model sumbangan mahasiswa. Pendekatan ini juga tidak berhasil menahan laju peningkatan biaya kuliah. Teori elastisitas permintaan dalam ilmu ekonomi menjelaskan bahwa ketika perubahan harga memiliki dampak yang relatif kecil pada jumlah orang yang bersedia membayar, donatur atau sumbangan mahasiswa tetap ada meskipun biaya kuliah meningkat.

Seharusnya, pemerintah proaktif mengimplementasikan kebijakan agar pendidikan tinggi menjadi barang publik. Misalnya, pemerintah dapat memberikan subsidi atau menggratiskan kuliah seperti yang kita lihat di Swedia dan Norwegia. Bisa juga memberlakukan insentif potongan pajak seperti Malaysia dan Singapura. Dengan berbagai kebijakan seperti ini, harapannya mahasiswa dapat mengakses pendidikan tinggi tanpa harus terlilit utang.The Conversation

Rayenda Khresna Brahmana, Lecturer in School of Economics, Finance, and Accounting, Coventry University, Coventry University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top