Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bertemu Xi Jinping, Marcos Jr Cari Cara Kurangi Ketegangan di LTS

Foto : CNA/AP

Dalam foto yang dirilis Xinhua News Agency, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr (kanan), berjalan bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping setelah meninjau pasukan dalam sebuah upacara penyambutan di Balai Besar rakyat di Beijing, Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Sabtu (18/11), mencari cara untuk mengurangi ketegangan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) dan memulihkan akses nelayan Filipina ke daerah penangkapan ikan.

Filipina dan Tiongkok perlu terus berkomunikasi karena pertemuan ini merupakan bagian penting dari proses menjaga perdamaian, dan menjaga jalur laut dan jalur udara terbuka di Laut Tiongkok Selatan, kata Marcos kepada wartawan di sela-sela KTT APEC di San Francisco, AS.

"Kami mencoba menemukan mekanisme untuk menurunkan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan," kata Marcos tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Marcos mengatakan, dia menyuarakan keprihatinan atas insiden kapal Tiongkok dan Filipina, termasuk insiden tabrakan. Dia juga mengangkat persoalan nelayan Filipina.

"Saya meminta agar kita kembali ke situasi di mana nelayan Tiongkok dan Filipina memancing bersama di perairan ini," dia berkata.

Sejak menjabat pada 2022, Marcos menjalin hubungan yang lebih hangat dengan Amerika Serikat, berbeda dengan sikap pendahulunya yang pro-Beijing.

Marcos memberi Amerika Serikat akses lebih besar ke pangkalan militernya, termasuk di provinsi-provinsi yang menghadap Laut Tiongkok Selatan dan Taiwan, sehingga memicu kemarahan Beijing.

Ketegangan di wilayah tersebut, tempat Tiongkok membangun pulau-pulau buatan dengan rudal dan landasan udara, meningkat tahun ini.

"Saya rasa tidak ada seorang pun yang ingin berperang," kata Marcos.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan, mengabaikan keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen 2016 yang membatalkan klaim ekspansif Beijing.

Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top