Bersiap! Kelompok Separatis Papua akan Segera Berakhir, Markas KKB Telah Diketahui di Lokasi Ini
Ilustrasi penyergapan Kelompok Kriminal Bersenjata.
Foto: IstimewaTindakan brutal kelompok separatis di Papua atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memperlihatkan akan segera kalah. Karenanya saat ini polisi sudah mengetahui keberadaan tempat para kelompok pemberontak tersebut.
Tidak bisa lari kemana-mana, KKB Papua akhirnya harus memilih diserbu di hutan atau keluar dengan menyerahkan diri. Dalam video yang beredar di media sosial. Video tersebut berdurasi singkat menampakan sebuah lokasi yang mencurigakan.
Lokasi tersebut merupakan sebagai tempat yang diduga sebagai lokasi persembunyian orang berpengaruh di KKB Papua. Namun tidak disebutkan kapan video tersebut diabadikan, meski pada bagian penjelasan, dalam video tersebut bergambar diabadikan di wilayah Tanah Ndugama.
Terdapat pula bahwa dari pantauan pesawat mata-mata tersebut, lokasi itu adalah tempat persembunyian Panglima Egianus Kogoya. Indikasinya tertangkap dari sejumlah aktivitas yang mencurigakan di tempat itu.
Tempat yang memiliki wilayah cukup luas dengan dua unit bangunan yang berukuran cukup besar. Di tempat tersebut juga terlihat sejumlah pria sedang beraktivitas. Mereka umumnya menenteng senjata api.
Dalam keadaan itu terungkap bahwa tempat tersebut diduga sebagai markasnya kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Nduga. Karenanya, di tengah hutan dan jauh dari pemukiman penduduk, terdapat dua bangunan dengan jumlah orang yang tak sedikit.
Kemudian, keberadaan orang-orang yang ada di tempat itu umumnya bersenjata dan tampak selalu siaga. Berangkat dari fakta itu, maka patut diduga kalau lokasi tersebut merupakan markasnya Egianus Kogoya.
Mengungkap pula bahwa video yang viral tersebut diabadikan dengan pesawat mata-mata atau drone milik TNI.
Belakangan, Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri menyebutkan, sekarang ini posisi Egianus Kogoya sudah teridentifikasi. Namun tetapi belum bisa diketahui secara detil apakah Egianus Kogoya berada di tempat itu.
Sampai saat ini, lanjut Mathius D Fakhiri, Egianus Kogoya hampir tidak pernah kabur dari wilayah Nduga. Kelompoknya lebih memilih menjaga kawasannya daripada meninggalkan Kabupaten Nduga.
Selanjutnya, Kapolda Papua mengatakan dari faktor tersebut membuat aparat keamanan masih kesulitan menangkapnya. Perlu diketahui, Egianus Kogoya merupakan pimpinan Kodap 8 TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat).
Egianus Kogoya adalah Panglima KKB di Kabupaten Nduga atau oleh warga setempat disebut Ndugama. Sampai saat ini Egianus Kogoya melakukan banyak tindakan kejahatan yang umumnya merenggut nyawa manusia.
Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak orang yang meregang nyawa dan yang meninggal dunia hanya karena keberingasan Egianus Kogoya. Korban yang menderita luka-luka, sekarat dan meninggal dunia tersebut tidak hanya warga sipil tetapi juga personel TNI Polri.
Kemudian, Egianus Kogoya beserta kelompoknya, ditengarai memiliki senjata paling canggih di lingkungan KKB. Tidak hanya senjata api laras panjang, tetapi juga senjata pelontar granat.
Granat inilah yang baru-baru ini digunakan Egianus Kogoya ketika menyerang pos marinir. Pada serangan itu dua prajurit gugur. Salah satunya meninggal di lokasi kejadian dan satunya lagi menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Zulfikar Ali Husen
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Menko Zulkifli Tegaskan Impor Singkong dan Tapioka Akan Dibatasi
- 2 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 3 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 4 Literasi Jadi Kunci Pencegahan Pinjol Ilegal dan JudolĀ
- 5 Siaga Banjir, Curah Hujan di Jakarta saat Ini Hampir Sama dengan Tahun 2020
Berita Terkini
- Presiden Minta Kemkomdigi Rampungkan Aturan Ruang Digital Anak dalam 2 Bulan
- Pelantikan Diundur, Pramono Anung Tak Ambil Pusing
- Pertamina: 5.000 Pangkalan Resmi di Bali Siap Layani Pembelian Gas Elpji 3 Kg
- Fokus Infrastruktur dan Transisi Energi, PGN Siapkan Capex US$338 Juta di 2025
- Kebijakan Tarif Impor Trump Berisiko Picu Perang Dagang