Berpotensi "Rebound" Lanjutan
Pilarmas mengungkapkan pelemahan IHSG hingga tengah hari disebabkan oleh tertekannya pasar akan kekhawatiran resesi global menjadi kenyataan, seiring dengan reaksi pelaku pasar atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat, masing-masing 50 basis poin (bps).
Ketiga bank sentral tersebut pun masih memberi sinyal kenaikan suku bunga ke depannya. Kenaikan suku bunga tersebut tentunya akan menyebabkan penurunan daya beli dan menekan pertumbuhan ekonomi suatu negara kepada zona resesi. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor berhasil tumbuh dengan yang tertinggi sektor barang baku sebesar 1,53 persen, disusul sektor keuangan 0,92 persen dan sektor kesehatan 0,69 persen.
Sementara terdapat lima sektor terkoreksi, dengan penurunan terdalam pada sektor barang konsumer non-primer 0,96 persen, diikuti sektor properti serta sektor transportasi dan logistik masing-masing terkontraksi 0,54 persen dan 0,5 persen.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 927.444 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,01 miliar lembar saham senilai 15,42 triliun rupiah. Sebanyak 219 saham naik, 297 saham menurun, dan 178 tidak bergerak nilainya.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya