Berpotensi Koreksi Lanjutan
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren negatif jelang akhir pekan ini. Pergerakan IHSG diperkirakan masih dipengaruhi laporan kinerja emiten.
Analis senior Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menilai peluang tekanan terhadap IHSG masih terlihat cukup besar di tengah masih maraknya laporan kinerja emiten kuartal II-2023. Karenanya, dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (22/9), berpeluang tertekan dan bergerak di kisaran 6.889-7.054.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/9) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 20,21 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.991,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,77 poin atau 0,39 persen ke posisi 966,65.
- Baca Juga: Pendataan Teliti Kunci Program Hapus Utang UMKM
- Baca Juga: Trem Otonomus bertenaga baterai
"Bursa Asia mengikuti penurunan di Amerika Serikat (AS) semalam, karena The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil, namun juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga sekali lagi sebelum akhir tahun," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,25 sampai 5,5 persen, namun terdapat indikasi akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi yang diperkirakan terjadi sebelum akhir tahun 2023 ini.
The Fed merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,1 persen tahun ini, atau naik dua kali lipat lebih dibandingkan 1 persen pada proyeksi Juni 2023, kemudian, ekonomi AS diperkirakan tumbuh 1,5 persen pada 2024, dibandingkan 1,1 persen pada proyeksi sebelumnya.