Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Berperan Penting dalam Transisi Energi, Industri Migas Butuh Dukungan Regulasi

Foto : Istimewa.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji (tengah) saat menjadi pembicara dalam Pameran dan konvensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-46 di Jakarta, Kamis (22/9).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Sektor minyak dan gas (migas) memiliki peran vital dalam transisi energi. Di tengah upaya pemerintah mengejar target Net Zero Emission (NZE) melalui peralihan ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT), terdapat kebutuhan energi yang makin meningkat.

Para panelis dalam High Level Roundtable Talk pada The 46th IPA Convention and Exhibition, 21-23 September 2022, yang bertajuk "Indonesia's Upstream Oil and Gas Strategy to Support Energy Transition", sepakat bahwa migas adalah sumber energi yang paling memungkinkan mengisi kekosongan tersebut. Hal tersebut dikarenakan sektor migas sudah memiliki sumber daya, infrastruktur dan aspek pendukung lainnya.

"Meski EBT dianggap lebih efisien, tidak dapat dimungkiri bahwa sektor migas masih lebih masuk akal dari sudut pandang ekonomi untuk saat ini," kata Presiden IPA Irtiza Sayyed dalam Pameran dan Konvensi Indonesian Petroleum Association IPA) ke-46 di Jakarta, Kamis (22/9).

Di satu sisi lanjutnya, kebutuhan energi juga diprediksi akan naik lebih dari dua kali lipat dari 2025 ke 2050. Sektor migas dituntut untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Saat ini Indonesia memiliki target 1 juta barel oil per day (BOPD)/12 BSCFD.

Diproyeksikan, kesenjangan antara permintaan dan produksi pada 2050 sebesar 83 persen untuk minyak serta 78 persen untuk gas. Sehingga, Irtiza menyebutkan saat ini sektor migas dihadapkan tantangan ganda berupa pemenuhan kebutuhan konsumsi dan pencapaian target NZE. Oleh karenanya, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diselesaikan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top