Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berjumpa Tuhan lewat Doa "Examen Ignasian"

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Berdoa Examen IgnasianPenulis : Skolastik SJ Pulo Nangka

Penerbit : Obor

Cetakan : Mei 2019

Tebal : 115 halaman

ISBN : 978-979- 565-849-8

Kompetisi hidup yang makin ketat membuat kesibukan meningkat. Bahkan lambat laun kesibukan juga dapat dipandang sebagai ukuran kualitas hidup seseorang. Orang sibuk bisa diartikan sebagai hidup penuh keberhasilan dan pencapaian. Kondisi sibuk sehari-hari yang dialami manusia pada umumnya memang memacu produktivitas dan perkembangan.

Namun, kesibukan juga bisa membuat kehidupan rohani menjadi kering dan tidak bermakna, sehingga makin sulit menyadari kehadiran Allah dalam hidup. Akibatnya, berbagai pilihan hidup bisa jadi tidak selaras dengan kehendak-Nya. Apakah di tengah kesibukan, kita masih dapat membangun relasi dengan Allah?

Santo Ignatius Loyola, lewat buku ini, memberi jawaban atas pertanyaan itu. Menimba dari kekayaan buku Latihan Rohani-nya terdapat sebuah model doa yang dapat membantu dan melatih kita untuk semakin peka menemukan Tuhan dalam keseharian. Doa itu dikenal dengan nama Examen. "Doa ini dapat menjadi salah satu sarana untuk membantu kita menghindari efek-efek buruk kesibukan dan menumbuhkan relasi personal dengan Allah," tulis buku ini (hlm xxiii).

Examen adalah sebuah doa singkat, 15 menit, di mana kita diajak menemukan dan meneliti gerak roh di dalam hidup harian. Melalui pemeriksaan batin, kita mencoba menarik keluar pengalaman atau peristiwa yang kita alami untuk melihat kehadiran Allah. Aktivitas ini dapat dilakukan di mana saja.

Bersyukur merupakan langkah pertama Examen. Apa pun yang kita alami merupakan rahmat yang patut disyukuri. Ketika berusia 26 tahun, Santo Ignatius adalah seorang tentara yang berusaha mempertahankan benteng Pamlona milik Spanyol dari serangan tentara Prancis. Saat itu kaki Ignatius terkena peluru meriam sehingga terluka. Dia bertobat dan mempersembahkan hidupnya bagi Kristus.

Selama pemulihan dan setelahnya dia mengalami rahmat Tuhan. Menurutnya, rahmat Tuhan tidak hanya terbatas pada hal-hal rohani seperti ketenangan batin dalam doa, tetapi juga ketika bersyukur atas realitas yang dialami dalam peziarahan hidupnya. Mengenali rahmat dan kasih Tuhan dengan bersyukur adalah inti keseluruhan hubungan kita dengan Tuhan (hlm 9).

Langkah kedua Examen adalah memohon rahmat. Usaha manusiawi, tanpa rahmat Tuhan dapat mengurangi rasa dalam mencecap buah pengalaman harian. Kita memohon rahmat pemahaman yang membuka jalan mencapai rahmat kebebasan dan pemahaman mendalam akan karya Tuhan yang konkret.

Buku ini mengisahkan Stella, seorang mahasiswi, yang imannya kepada Kristus sangat kuat. Ia telah mempraktikkan Examen sejak 6 bulan lalu. Baginya Examen sebagai cara baru menemukan Tuhan dalam kesehariannya. Stella teringat akan kisah si buta Bartimeus. Ia berdoa berkali-kali dalam hatinya menggunakan kata-kata yang diserukan Bartimeus, "Yesus, Anak Daud. Kasihanilah aku!" Dengan menggunakan doa itu, Stella merasakan rahmat Tuhan ketika melihat kembali harinya (hlm 16).

Langkah Examen berikutnya memohon rahmat pengampunan Allah atas segala kesalahan. Kita perlu melakukan ini dengan kepekaan hati. Sebab Examen sangat tergantung pada cara kita memahami dan merasakan pengampunan Allah. "Kita baru bisa menerima dan mengampuni orang lain, ketika merasa diterima dan diampuni Allah - pengalaman personal yang sangat mendalam - pengakuan bahwa kita dicintai Allah meskipun jatuh terus menerus," kata Jean Vanier (hlm 36).

Fokus perhatian ketika menjalani doa Examen bukanlah pada baik buruk atau benar salah tindakan kita. Namun, lebih pada cara Allah menyapa, menyentuh, serta menggerakkan kita dari kedalaman relung batin dan kesadaran kita. Di tengah aktivitas hidup yang makin padat, buku ini membantu kita tetap bisa berjumpa Tuhan lewat praktik doa Examen. Ini salah satu bagian penting buku Latihan Rohani Ignatius Loyola dan buku klasik olah rohani yang sudah teruji selama lima abad. Diresensi Faiz, Staf Lembaga Pendidikan An-Najah Karduluk, Sumenep, Jatim

Komentar

Komentar
()

Top