Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beratnya Merawat Warisan Budaya Leluhur

Foto : koran jakarta/aloysius

Terus Semangat l Perlu ketabahan dan perjuangan tak kenal menyerah untuk merawat budaya bangsa dengan terus mengadakan pergelaran seperti Wayang Kulit, di Babadan, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta. Sabtu (17/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Perlu komitmen serius. Barangkali itu kalimat yang harus dicanangkan di benak setiap anak bangsa. Ini terutama sebagai tekad menjaga dan melestarikan, kalau tidak bisa mengembangkan, budaya adiluhung peninggalan nenek moyang.

Sebab tak bisa dipungkiri, anak-anak sekarang lebih gandrung dengan budaya digital yang dengan mudah ditemukan di smartphone. Apalagi orangtua juga "welcome" atas sikap anak-anak dengan menyediakan smartphone.

Tulisan ini berangkat dari keprihatinan setiap melihat pergelaran budaya yang dulu amat digandrungi, ditunggu, dan diserbu seperti wayang kulit, wayang orang, jathilan, ketoprak, atau tonil. Dulu setiap ada pertunjukan macam-macam kekayaan bangsa tadi selalu dijubeli penonton.

Tapi, kini tontonan seperti di atas nyaris bisa dihitung dengan jari penontonnya. Misalnya pada pergelaran wayang kulit di Babadan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam rangka menyambut hari kemerdekaan, yang digelar Sabtu (17/8), penontonnya sangat sedikit.

Itulah yang dimaksud bahwa cukup berat upaya merawat warisan-warisan mahakarya para leluhur. Sebab, kalau tidak banyak penonton lalu menyerah, akan punah benar peninggalan-peninggalan tak ternilai tersebut
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top