Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 29 Jun 2021, 00:00 WIB

Berasal dari Ledakan Bintang Katai Putih

Ledakan Super Nova

Foto: istimewa

Selain sisa ledakan supernova MSH 15-52, para astronom di observatorium Chandra X-ray Observatory NASA, juga mempelajari materi bernama G1.9+0.3. Laporan penelitian yang dipublikasikan pada 2016 menunjukkan materi tersebut merupakan sisa supernova yang cukup muda, terjadi 110 tahun lalu.
Bersama dengan dan Jansky Very Large Array (VLA) NSF, NASA mempelajari G1.9+0.3 yang dikategorikan sebagai supernova Tipe Ia, sebuah tipe kelas supernova penting yang memiliki kecerahan tinggi. Materi ini oleh para astronom dinilai bermanfaat untuk mengukur tingkat perluasan alam semesta setelah Dentuman Besar (Big Bang).
"Para astronom menggunakan supernova Tipe Ia sebagai penanda jarak di seluruh alam semesta, yang membantu kami menemukan bahwa perluasannya semakin cepat," kata memimpin penelitian dari Universitas Harvard, Sayan Chakraborti.
"Jika ada perbedaan dalam bagaimana supernova ini meledak dan jumlah cahaya yang mereka hasilkan, itu bisa berdampak pada pemahaman kita tentang ekspansi ini," lanjut dia seperti dikutip laman Phys.
Sejauh ini, kebanyakan ilmuwan setuju supernova Tipe Ia terjadi ketika bintang katai putih atau sisa-sisa padat bintang mirip matahari yang kehabisan bahan bakar meledak. Kemungkinan ledakan ada dua, pertama akumulasi materi ke katai putih dari bintang pendamping atau penggabungan dua katai putih dengan kekerasan.
Peneliti pada observatorium Chandra dan VLA bekerja dengan mempelajari bagaimana sisa supernova G1.0+0.3 berinteraksi dengan gas dan debu di sekitar ledakan. Hasilnya menunjukkan terjadinya ledakan lantara tabrakan dua bintang katai putih, yang diperoleh dari data emisi radio dan sinar-X yang dihasilkan.
"Kami mengamati bahwa sinar-X dan kecerahan radio meningkat seiring waktu, sehingga data menunjukkan secara kuat tabrakan antara dua katai putih sebagai pemicu ledakan supernova di G1.9+0.3," kata rekan penulis di Universitas Harvard, Francesca Childs.
Laporan menyatakan terjadinya supernova Tipe Ia semuanya disebabkan oleh tabrakan bintang katai putih, atau disebabkan oleh campuran tabrakan katai putih dan mekanisme di mana katai putih menarik materi dari bintang pendamping.
"Penting untuk mengidentifikasi mekanisme pemicu supernova Tipe Ia karena jika ada lebih dari satu penyebab, maka kontribusi dari masing-masing dapat berubah seiring waktu," pungkas rekan penulis dari Universitas Harvard, Alicia Soderberg. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.