Bepotensi Tembus Rp16.000
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Sentimen global dipekirakan masih dominan dan mendukung penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Analis Pasar Uang, Lukman Leong melihat rupiah kemungkinan masih akan tertekan hingga akhir pekan ini. Menurutnya, investor saat ini cenderung menghindari mata uang berisiko dan emerging market guna mengantisipasi pidato Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, Jerome Powell dan rilis data-data ekonomi penting AS pekan ini.
Karenanya, Lukman memproyeksi kurs rupiah terhadap rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (4/12), bergerak melemah di kisaran 15.850 - 16.050 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Selasa (3/12), ditutup melemah 40 poin atau 0,25 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.946 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi di tengah pasar menantikan isyarat lebih lanjut tentang pemotongan FFR.
“Sejumlah pejabat Fed akan berpidato dalam beberapa hari mendatang, terutama Ketua Jerome Powell pada hari Rabu. Pidatonya disampaikan hanya beberapa minggu sebelum pertemuan terakhir Fed untuk tahun ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin,” kata Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi di Jakarta.
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 3 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 4 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 5 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan