Benahi Akurasi Data Pangan
Peluang membanjirnya komoditas pangan impor dalam negeri yang merugikan para petani dalam negeri bermula dari penggunaan data yang tidak akurat.
JAKARTA-Pemerintah diminta untuk menyajikan data yang lebih akurat mengenai kebutuhan pangan sebelum memutuskan melakukan impor dalam jumlah tertentu. Perlunya akurasi data tersebut agar tidak terjadi penyalahgunaan kuota impor pangan yang menghantam produksi dalam negeri.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, meminta pemerintah untuk lebih cermat dalam mengevaluasi impor pangan. Pasalnya, penyelewengan impor bukan karena skemanya, tetapi karena masih lemahnya akurasi data kebutuhan pangan.
"Rencana mengubah sistem kuota ke sistem tarif terlalu terburu-buru, semestinya evaluasi dulu akurasi data kebutuhannya," kata Bhima, di Jakarta, Minggu (2/7).
Bhima juga menjelaskan bahwa kasus penyeludupan bawang putih dari Tiongkok beberapa waktu lalu hanyalah puncak gunung es dari masalah bocornya sistem pengawasan impor. Sistem kuota terangnya terbukti gagal dalam mengendalikan membanjirnya impor pangan. Kendati demikian, Bhima tidak menganjurkan untuk langsung bergeser ke sistem tarif.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya