Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 04 Sep 2021, 05:52 WIB

Belanda Terapkan Peternakan Sapi Terapung untuk Antisipasi Dampak Iklim

Peternakan Terapung l Peternakan sapi terapung yang dikelola pasangan suami istri Peter dan Minke van Wingerden sedang tertambat di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, pada awal pekan ini. Peternakan terapung yang dibuat diatas sebuah kapal tongkang ini disebut-sebut akan jadi lahan peternakan masa depan.

Foto: AFP/John THYS

Di tengah hiruk-pikuk raungan mesin derek yang sibuk mengangkat peti kemas di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, ada sebuah pemandangan yang tak lazim terlihat. Hal yang lazim itu yaitu sekawanan sapi dengan santainya makan di atas sebuah kapal tongkang yang disebut sebagai peternakan terapung pertama di dunia.

Di negeri Belanda, yang sebagian besar daratannya berada di bawah permukaan laut, lahan untuk peternakan amat terbatas dan perubahan iklim telah dianggap jadi ancaman harian. Untuk mengakali hal ini, peternak sapi di Negeri Kincir Angin membuat inovasi dengan membangun kapal tongkang 3 lantai dengan atap gelas, yang diklaim akan jadi lahan peternakan masa depan.

Di kapal tongkang ini, sapi-sapi akan tinggal di lantai teratas. Susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi ini langsung diolah menjadi keju, yoghurt dan mentega di lantai 2, sedangkan lantai paling dasar dijadikan tempat pematangan keju.

"Dunia saat ini dalam tekanan," ucap Minke van Wingerden, 60 tahun, yang mengelola peternakan terapung ini bersama suaminya yang bernama Peter. "Kami ingin beternak secara swasembada dan bahkan kalau bisa melakukan hal ini selama mungkin," imbuh dia.

Kehadiran peternakan sapi terapung ini kini jadi pemandangan yang amat kontras di tengah lalu lalang kapal-kapal besar dan asap yang mengepul dari kilang-kilang yang ada di pelabuhan terbesar di Eropa ini.

Peternakan sapi terapung mulai dioperasikan sejak 2019. Peter dan Minke menyatakan bahwa dengan peternakan yang mereka kelola, mereka ingin membawa suasana pedesaan ke kota sekaligus menggugah kesadaran para pelangan agar mau berinovasi untuk menciptakan lahan pertanian sendiri.

Belanda sendiri sudah tak asing dalam penerapan metode pertanian yang modern. Jaringan rumah kacanya saja kini telah menjadi eksportir produk pertanian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Namun ada konsekuensi yang harus dibayar dengan menerapkan pertanian yang modern. Saat ini Belanda tercatat sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar per kapita di Eropa dan sebagian besar emisi itu berasal dari bidang pertanian terutama pada sektor pengolahan susu, karena peternakan sapi menghasilkan gas metan yang amat banyak.

Emisi itu telah memicu naiknya permukaan air dan mengancam ekosistem rawa-rawa di Belanda yang luasnya sekitar sepertiga luas total negara tersebut. Berkurangnya luas lahan amat tak diinginkan Belanda apalagi saat ini populasi di negaranya merupakan yang terpadat di dunia.

Menjawab semua tantangan itu maka dibuatlah peternakan sapi terapung yang aman dalam jangka panjang serta berkelanjutan.

"Peternakan kami berada di atas air. Oleh karenanya peternakan ini bergerak dengan menyesuaikan kondisi pasang-surut. Walau dalam kondisi air naik, kami bisa terus berproduksi," ucap Minke.

Ketika ditanya apakah ada hambatan bagi sapi dalam beradaptasi dalam konsep peternakan terapung ini, pasangan suami-istri van Wingerden sambil bercanda mengatakan bahwa sapi-sapinya sama sekali tak pernah mengalami mabuk laut. "Arus air di sini bergerak amat lamban tak ubahnya saat kita berada di kapal pesiar," papar mereka.

Program Berkelanjutan

Untuk mendukung program pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, sapi di peternakan yang dikelola Peter dan Minke diberi makan dari bahan-bahan yang tersedia di sekitarnya. Buah anggur yang tak digunakan diambil dari bank makanan, jerami diambil dari pabrik pembuatan bir, dan rumput diambil dari rumput yang dipotong dari lapangan golf dan lapangan sepakbola lokal. Dengan kata lain, peternakan ini bisa memanfaatkan kembali limbah makanan sekaligus mengurangi emisi yang dihasilkan dari proses pengolahan bahan makanan ternak.

Sementara limbah kotoran sapi dari peternakan terapung diolah jadi pupuk pelet. Air seni sapi diolah kembali hingga bisa jadi air bersih yang bisa dipakai untuk memberi minum ternak. Sedangkan pada atap kapal tongkang peternakan terapung ini telah dipasang beberapa panel surya yang cukup untuk membangkitkan kebutuhan energi sehari-hari bagi mengoperasikan peternakan ini.

Keuntungan lain dari peternakan sapi terapung ini adalah dari aspek pemasaran dan distribusi. Karena peternakan terapung ini tidak statis, produk seperti keju, yoghurt, dan mentega, bisa dijual langsung ke konsumen lokal dengan harga lebih murah.

"Ide peternakan terapung ini bukan semata-mata peternakan yang ramah lingkungan, namun konsepnya bisa diterapkan dimana saja dan menarik minat warga untuk turut serta bergerak dibidang sektor pertanian," ungkap Minke.

Menyusul keberhasilan peternakan terapung di Belanda, Minke dan Peter berencana untuk membangun lagi sebuah kapal tongkang untuk dijadikan lahan pertanian bagi bercocok tanam sayuran, dan yang lebih menggembirakan lagi ternyata ide peternakan terapung Minke dan Peter ini juga akan diterapkan di Singapura dalam waktu dekat. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.