Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beijing: Balon Udara AS Sudah Sepuluh Kali Melanggar Wilayah Tiongkok

Foto : antara

Dua bendera, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, berkibar bersama di sebuah tiang.

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut balon udara milik AS telah melakukan lebih dari sepuluh kali pelanggaran di atas wilayah udara Tiongkok.

KUNMING - Kementerian Luar Negeri Tiongkok di Beijing menyebut balon udara milik Amerika Serikat telah sepuluh kali melakukan pelanggaran di atas wilayah udara Tiongkok.

"Sejak tahun lalu, balon udara AS terbang tinggi lebih dari sepuluh kali di wilayah udara Tiongkok tanpa otorisasi dari pihak Tiongkok," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin, Senin (13/2).

Selain itu, AS juga sering kali mengirimkan pesawat dan kapal perang untuk melakukan pengintaian di Tiongkok, katanya.

Ia memerinci pesawat AS terbang sebanyak 657 kali selama 2022 dan 64 kali pada Januari 2023 di wilayah udara perairan Laut Tiongkok Selatan.

"Ini jelas mengganggu keamanan nasional Tiongkok dan perdamaian serta stabilitas di kawasan," kata Wang menanggapi insiden penembakan balon udara Tiongkok yang memasuki wilayah udara AS itu.

Tiongkok mendesak AS untuk lebih baik "bercermin atas perilaku sendiri" daripada menyerang pihak lain dan memicu konfrontasi.

Wang juga menuduh AS berkali-kali melakukan operasi penyadapan rahasia secara global dengan memanfaatkan keunggulan teknologinya.

"Operasi tersebut melanggar kedaulatan dan kepentingan negara-negara lain, hukum internasional, dan norma hubungan antarnegara," kata Wang.

Pesawat nirawak yang disebut-sebut sebagai "balon mata-mata" Tiongkok ditemukan terbang secara ilegal di atas wilayah AS pada Rabu (1/2).

Tiga hari kemudian, jet tempur AS menembak jatuh balon udara mata-mata itu di atas perairan Samudera Atlantik atas persetujuan Presiden Joe Biden.

Beijing melayangkan protes keras atas penembakan tersebut karena sebelumnya menginformasikan kepada Washington bahwa balon itu merupakan pesawat nirawak sipil untuk tujuan penelitian ilmiah.

Insiden tersebut telah memperdalam konflik kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu, sampai-sampai Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggagalkan kunjungannya ke Beijing pada Jumat (3/2).


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top