Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Begini Cara Operator Judi Online Manipulasi Penjudi Agar Berani Bertaruh Besar

Foto : Theconversation/Shutterstock/ Virrage Images

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Tindakan manipulatif menggunakan bias psikologi oleh operator judi sebenarnya diawasi dan terkendali untuk negara-negara yang memiliki kerangka regulasi judi.

Di negara-negara tersebut, ada kewajiban dari operator judi untuk transparan dan terbuka mengenai peluang menang dan kalah, termasuk secara implisit mengatur permasalahan manipulasi melalui psikologi. Tujuannya sesederhana untuk melindungi para penjudi dari potensi penipuan dan kecanduan judi.

Di negara-negara yang memiliki regulasi judi, operator judi juga tidak bebas melakukan promosi. Misalnya saja di Inggris, iklan judi memiliki jam tayang di atas jam 9 malam dan mengikuti kaidah "bermain dengan tanggung jawab". Bahkan, pemerintah Inggris tidak mengizinkan tokoh publik atau influencer untuk menjadi model iklan judi.

Dengan adanya regulasi, tindakan manipulatif bisa dengan cepat diatasi dan dihukum. Pemerintah Filipina, misalnya, dengan cepat menutup situs judol e-sabong karena terindikasi melakukan penipuan dan memantik kecanduan. Di Kamboja, pemerintah menutup 231, judol ilegal yang bukan hanya terindikasi penipuan, tetapi juga perdagangan manusia.

Di negara yang melarang judi seperti Indonesia, situasinya sangat berbeda. Operator judi yang masuk secara ilegal dapat dengan bebas melakukan manipulasi dan memanfaatkan bias psikologi untuk menjerat pemain hingga menyebabkan kecanduan. Bahkan, kebanyakan model iklan judol justru influencer. Ini yang menjelaskan kerugian masyarakat Indonesia akibat judol mencapai Rp300 triliun.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top