Beban Inflasi Dorong The Fed Terus Naikkan Suku Bunga
Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan fenomena itu bisa diartikan kalau preferensi AS lebih pada pengendalian inflasi. "Walaupun inflasi di AS sudah turun menjadi sekitar 7,8 persen, namun masih jauh dari target sekitar 3 persen, sehingga the Fed masih akan menaikkan suku bunga, walaupun agresivitasnya berkurang.
Bagi Indonesia, fenomena tersebut akan mengancam terjadinya pelarian modal dari pasar keuangan (capital outflow) sehingga kurs rupiah semakin melemah. "Imbauan bahkan aturan yang kuat pada kondisi saat ini untuk meminta dollar AS hasil ekspor harus direpatriasi," kata Suhartoko.
Dengan demikian, devisa dari hasil ekspor harus masuk dalam rekening dalam negeri. "Selama ini banyak yang disimpan di luar negeri. Akibatnya, penawaran atau likuiditas dollar AS rendah," tegasnya.
Dihubungi terpisah, Ekonom Celios, Bhima Yudisthira, mengatakan kondisi inflasi di AS akan memicu suku bunga the Fed naik secara agresif bahkan hingga tahun depan
Pemerintah perlu mempersiapkan aliran modal yang keluar terutama jika BI belum mampu mengimbangi naiknya suku bunga AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya