Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beasiswa Mahasiswa Perlu Sasar Keluarga Menengah

Foto : istimewa

Anggota Komisi X DPR RI, Ratih Megasari Singkarru.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Ratih Megasari Singkarru, mengusulkan adanya beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga menengah. Menurutnya, kelompok tersebut kerap luput dari bantuan pembiayaan pendidikan tinggi.

"Prestasi itu kan tidak melulu sebenarnya untuk yang tidak mampu, tapi sebenarnya yang di kelas menengah inilah sasaran utamanya. Yang tadi saya bilang mereka ini ada di kelompok di tengah-tengah," ujar Ratih, dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (14/6).

Dia menjelaskan, model pembiayaan UKT dapat dieksplorasi menjadi lebih adil. Tidak hanya meringankan beban bagi keluarga yang tidak mampu tetapi juga bagi keluarga kelas menengah yang memiliki lebih dari satu anggota keluarga yang mengenyam pendidikan tinggi.

Ratih menambahkan, pihaknya juga memahami kekhawatiran yang muncul di masyarakat terkait isu kenaikan UKT di tahun depan. Ratih menegaskan bahwa pihaknya mendorong kebijakan pendidikan yang inklusif dan juga berkelanjutan.

"Memastikan bahwa setiap siswa-siswi kita itu memiliki akses, tidak peduli dengan latar belakang ekonomi mereka seperti apa yang penting mereka memiliki akses ke pendidikan tinggi yang berkualitas tanpa beban finansial yang berlebihan," katanya.

Perluasan Akses

Secara terpisah, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Abdul Haris, mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan perluasan akses pendidikan tinggi. Saat ini Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi masih sangat rendah, yakni 31,45 persen.

"Kalau ada siswa SMA yang lulus 100 orang, kita baru bisa menyediakan ruang salur sekitar 31 mahasiswa yang bisa melanjutkan pendidikan tinggi," katanya.

Dia menerangkan, pihaknya tengah mencoba sebuah terobosan yang disebut pre-university yang sudah dijalankan Universitas Indonesia (UI). Dia mendorong perguruan tinggi, terutama Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) untuk bisa mengimplementasikan kebijakan tersebut.

Haris menuturkan, program tersebut memberi kesempatan kepada siswa SMA untuk bisa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi. Nantinya, setelah siswa tersebut lolos ke perguruan tinggi, maka akan mendapatkan kredit SKS.

"Ini paling tidak sudah memberikan penghematan waktu. Katakan lolos UI, dia sudah membawa 5 SKS paling tidak sudah mengurangi masa kuliah juga," katanya.

Haris menyebut, program pre-university ini bisa dijalankan secara daring. Dengan demikian tidak akan ada beban dosen untuk menyediakan ruang kelas di kampus. "Ini saya pikir sebagai terobosan untuk memberikan ruang akses yang lebih efisien dan juga mungkin terutama bagi para siswa ini juga bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi," terangnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top