Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bawa Misi Perdamaian ke Rusia, Presiden Jokowi Minta Vladimir Putin Segera Lakukan Gencatan Senjata

Foto : Setkab.go.id

Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera melakukan gencatan senjata. Ini disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers kunjungan kerja ke luar negeri dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman sejak 26-28 Juni.

"Saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang," kata Jokowi, dikutip Senin (27/6).

Jokowi akan bertolak ke Rusia setelah hadir dalam KTT G7 di Jerman. Sebelum itu, Jokowi terlebih dahulu berangkat ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pertemuan Jokowi dengan Zelensky juga akan membahas misi perdamaian yang sama. Ia menilai kedua pemimpin untuk segera membuka ruang dialog agar perang segera berhenti.

Pertemuan dengan Zelensky, kata Jokowi, juga akan membahas mengenai misi perdamaian yang serupa untuk membuka ruang dialog agar perang bisa segera dihentikan. Ia juga membahas mengenai masalah rantai pasok pangan yang terdampak akibat adanya perang.

"Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelensky, untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian, karena perang memang harus dihentikan," ucapnya.

"Juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan, harus diaktifkan lagi," tambahnya.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Kiev dan Moskwa sejak konflik kedua negara terjadi. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam keterangannya beberapa waktu lalu menyampaikan langkah Presiden Jokowi menemui Zelensky dan Putin untuk menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap isu kemanusiaan, serta memberikan kontribusi mengenai krisis pangan akibat perang.

Menlu Retno menegaskan meskipun situasi sulit dan kompleks, namun Presiden Jokowi memilih berkontribusi untuk mengatasi perang yang terjadi antara Ukraina dan Russia, dan tidak memilih untuk diam.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top