Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bapanas dan UGM Bekerja Sama Tangani Kerawanan Pangan

Foto : ANTARA/HO-Humas Bapanas

Badan Pangan Nasional dan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penandatanganan kerja sama strategis dalam menangani kerawanan pangan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam upaya strategis untuk mengatasi kerawanan pangan, dengan fokus pada penelitian, inovasi, serta pengembangan program-program yang mendukung ketahanan pangan nasional.

"Kami membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Dan pada hari ini dengan UGM kita memperkuat komitmen bersama untuk menghadapi tantangan kerawanan pangan dan gizi," ujar Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo dalam keterangan di Jakarta, Jumat (16/8).

Dia menyampaikan bahwa pihaknya terus memperkuat sinergi pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi melalui kerja sama dengan berbagai pihak termasuk kepada UGM yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di Yogyakarta.

Pemerintah melalui Bapanas berkomitmen untuk terus mengupayakan penurunan kerawanan pangan dan gizi.

Melalui kolaborasi itu, Nyoto berharap lahirnya solusi-solusi inovatif yang tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi berkelanjutan di Indonesia.

"Kekurangan gizi pada usia dini akan berimplikasi pada perkembangan anak dan selanjutnya perkembangan potensi diri pada usia produktif, kami berharap sinergi ini dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan perkembangan gizi di Indonesia," imbuhnya.

Ia menambahkan, berdasarkan peta Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) 2023, jumlah daerah rentan rawan pangan mengalami penurunan dari 74 kab/kota pada tahun 2022 menjadi 68 Kabupaten/Kota pada tahun 2023.

"Ini terus kita dorong sehingga daerah daerah rentan rawan pangan bisa naik statusnya menjadi daerah tahan pangan pada tahun 2025," kata Nyoto.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada mengungkapkan bahwa kerawanan pangan dan gizi merupakan tanggung jawab bersama semua pihak.

Pertumbuhan penduduk semakin meningkat sehingga kebutuhan pangan juga terus meningkat. Karena itu, pemenuhan pangan yang cukup menjadi penting.

"Kami menyadari akan ada tantangan berat di depan yang harus dihadapi dan mulai saat ini kita harus mempersiapkan agar permasalahan pangan di masa mendatang dapat diatasi dengan baik. Saya optimis kerja keras kita bersama hari ini akan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara," ujarnya.

Kerja sama itu mencakup berbagai aspek, mulai dari penelitian dan pengembangan kebijakan pangan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga pelaksanaan program-program intervensi yang berbasis data dan teknologi.

Bapanas dan UGM akan memanfaatkan keunggulan akademik dan penelitian yang dimiliki oleh UGM serta pengalaman Bapanas dalam mengelola pangan nasional untuk menciptakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Di sisi lain, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan terpisah mengapresiasi kolaborasi yang dibangun dalam penanganan isu-isu terkait pangan dan gizi.

Menurutnya, sinergi lembaga pemerintah dengan perguruan tinggi ini sangat penting untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi.

"Kami berkomitmen untuk mengintegrasikan berbagai kebijakan dan program untuk memastikan bahwa setiap individu, terutama yang berada dalam kondisi rentan, mendapatkan akses yang memadai terhadap pangan bergizi," ujar Arief.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top