![Banyuwangi Punya De Djawatan Benculuk](https://koran-jakarta.com/images/article/phpzjgs91_resized.png)
Banyuwangi Punya De Djawatan Benculuk
![Banyuwangi Punya De Djawatan Benculuk](https://koran-jakarta.com/images/article/phpzjgs91_resized.png)
Baru-baru ini, destinasi "Api Biru" di kawah Gunung Ijen, Pulau Merah, dan Taman Nasional (TN) Alas Purwo di Banyuwangi ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan geological park (Geopark) nasional atau Taman Bumi. Selain itu destinasi Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi juga mendapat status Cagar Biosfer Dunia dari UNESCO.
Atas penetapan oleh UNESCO tersebut, TN Alas Purwo dan Taman Wisata Alam Kawah Ijen kemudian dinamai Cagar Alam Blambangan. Cagar Biosfer (Biosphere Reserves) merupakan situs yang ditunjuk berbagai negara melalui kerja sama program MAB (Man and The Biosphere)-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati. Penetapan UNESCO itu dilakukan pada sidang International Coordinating Council (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke-28 di Kota Lima, Peru.
Pemkab Banyuwangi meyakini kedua status itu bakal menjadi pendorong baru bagi pengembangan wisata di daerah dengan julukan "Sunrise of Java" itu. "Dua status itu kami yakini bisa menjadi instrumen baru untuk mendorong semakin menggeliatkan pariwisata berbasis alam di Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Selanjutnya, pemerintah pusat tengah mengajukan fenomena Api Biru di Gunung Ijen, Pulau Merah, dan Taman Nasional (TN) Alas Purwo untuk masuk menjadi UNESCO Geopark Global (UGG), yang akan dinilai pada tahun depan.
Anas mengatakan, telah menggelar sejumlah rapat maraton untuk meningkatkan kesiapan daerah tersebut. Meski destinasi yang menjadi kandidat sebagai kawasan Geopark (geological park) adalah Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, dan Taman Nasional Alas Purwo, namun Hutan De Djawatan milik Perhutani yang memiliki keunikan tersendiri itu juga tak luput dari perhatian.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya