Banyak Bansos, Ibu Kota Harusnya Tak Ada Kemiskinan Ekstrem
Warga mengangkut bantuan sosial non tunai berupa beras yang siap disalurkan kepada warga di Kelurahan Cakung Barat, Jakarta.
Dia menjelaskan data kemiskinan ekstrem merata di seluruh wilayah DKI, namun paling banyak tersebar di Jakarta Utara (Jakut). Suryana menambahkan kemiskinan ekstrem indikatornya adalah tingkat kemampuan masyarakat untuk berbelanja atau daya beli di bawah 11.633 rupiah per orang per hari atau sekitar 350 ribu per bulan.
Pemprov DKI Jakarta telah menyisir sebanyak 95.668 penduduk miskin ekstrem Ibu Kota Maret 2022. Angka itu naik 0,29 persen dari Maret 2021 yang mencapai 95.391 jiwa. Penyisiran dilakukan untuk memudahkan intervensi pemerintah mengurangi kemiskinan.
"Kami fokus mencari cara dalam waktu singkat untuk intervensi secara tepat dengan menetapkan sasaran," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania.
Penyisiran dilakukan untuk memastikan data sesuai dengan nama dan alamat agar program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem tepat sasaran. "Jadi by name by address yang harus kami identifikasi. Siapa saja 95 ribu itu," katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng BKKBN dan BPS DKI Jakarta untuk mengidentifikasi data kemiskinan ekstrem tersebut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya