Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
International Day of the Girl Child

Bangun Kesetaraan Gender melalui Peran Anak Perempuan

Foto : dok. Yayasan Plan International Indonesia

Osin (tengah) asal Lembata, Nusa Tenggara Timur, ketika berperan sebagai Menteri Koordinator (Menko) Maritim

A   A   A   Pengaturan Font

Kemudian dari sisi budaya juga demikian, budaya kerap dijadikan senjata untuk melancarkan kejahatan terhadap anak perempuan. Misal tradisi merarik, milik masyarakat Suku Sasak, Lombok di NTB, sebenarnya tradisi kawin lari itu dilakukan apabila kedua pasangan telah siap menikah. Tetapi bila disalahartikan, kebudayaan yang positif itu akhirnya jadi disalahgunakan.

"Yang disalahkan malah budayanya padahal ini lebih karena tidak ada penjelasan soal budaya ini kepada anak muda. Mereka perlu diedukasi soal hak-haknya sebagai anak, dan risiko saat mereka ingin melakukan tindakan sesuatu di ruang sosial," jelasnya.

Untuk merespon hal itu, sebelumnya PII telah mengelar program pelatihan life skill di kawasan NTT, kegiatan itu dimaksudkan untuk memberikan pembekalan terhadap anak perempuan soal tindakan dan akibat setelahnya.

"Seperti setelah wanita menstruasi itu apa dampak setelahnya, apabila terjadi hamil di luar nikah apa akibatnya, dan juga mengajarkan bagaimana memilih teman yang baik dan menjalin pertemanan yang sehat. Program itu berjalan di tiga kabupaten, di NTT," jelas Dwi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top