Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Balada Hari Olahraga Nasional yang Jadi Cikal Bakal PON Pertama

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Persiapan hanya berlangsung satu setengah bulan dengan dana terbatas menjadi tantangan bagi pihak penyelenggara. Mengingat ketika itu, pihak Belanda masih berseliweran menjaga pos pos penting di Indonesia. Pada 9 september 1948, acara itu dimulai. Stadion Sriwedari menjadi saksi bisu acara tersebut. Presiden Soekarno membuka acara itu dan menjadi momentum sejarah perolahragaan Indonesia. Semenjak saat itulah, momen pembukaan PON 9 September diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional.

Bermacam cabang olahraga Pekan Olahraga Nasional (PON) I mempertandingkan sembilan cabang olahraga, seperti atletik, bola keranjang, bulu tangkis, sepak bola, Tenis, renang, panahan, bola basket, dan pencak silat. Sebanyak 600 atlet dari 13 kota atau karesidenan memperebutkan juara dalam berbagai cabang olahraga. Karesidenan itu antara lain Karesidenan Surakarta, Karesidenan Yogyakarta, Karesidenan Kediri, Karesidenan Jakarta, Karesidenan Kedu, Karesidenan Madiun, Karesidenan Malang, Karesidenan Madiun, Karesidenan Pati, Karesidenan Surabaya, Bandung, Banyuwangi dan Magelang. Acara tersebut berlangsung sampai 12 September 1948 dengan hasil Karesidenan Surakarta mendapatkan tempat pertama dengan 36 medali.

Posisi kedua adalah Karesidenan Yogyakarta dengan 23 medali, disusul Karesidenan Kediri sebanyak 12 medali. Acara penutupan dilaksanakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). Sayangnya, pelaksanaan PON 1 hanya sederhana dan diikuti oleh atlet yang berasal dalam Pulau Jawa. Karena keamanan dan kondisi Indonesia yang masih dalam pendudukan Belanda, harapan untuk mendatangkan atlet dari seluruh provinsi di Indonesia tak bisa terwujud. Namun, sampai sekarang acara itu masih berlangsung sebagai bukti dukungan Indonesia dalam dunia olahraga.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top