Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bahagia, Tanpa Memusingkan Komentar Orang

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Imperfect

Penulis : Meira Anastasia

Terbit : Mei 2018

Penerbit : Gramedia

Tebal : 169 halaman

ISBN : 9786020382180

Tampil cantik, berkulit putih mulus, apalagi didukung dengan postur tubuh tinggi dan berisi, sudah tentu menjadi idaman setiap perempuan. Siapa pun ingin tampil menarik bagi pasangannya. Meskipun tidak dapat dipungkiri, perasaan ingin dipuji orang sekitar juga kerap kali datang.

Semakin banyak pujian menghampiri, menambah rasa percaya diri. Alangkah menyenangkan menjadi perempuan yang dicintai pasangan, dikagumi banyak orang. Apalagi jika kehidupan berkeluarga sudah dilengkapi dengan buah hati, kehidupan seorang perempuan menjadi lebih bermakna.

Tetapi, momen-momen pascamelahirkan juga bisa menjadi awal penurunan rasa percaya diri sebagian perempuan. Berat badan yang sering kali sulit untuk kembali normal, ditambah lagi dengan perubahan bentuk menjadi penyebabnya. Perut menggelambir, payudara menurun, sampai lengan tiba-tiba menggemuk penuh lemak.

Ada sebagian perempuan yang bisa bersikap biasa saja, menganggap perubahan tersebut sebagai wajar. Apalagi kalau tidak ada keberatan pasangan. Tapi, ada juga perempuan yang sebenarnya pasangannya tidak banyak berkomentar. Malah menyadari sekali perubahan tersebut terjadi secara alami. Apalagi kalau memahami, sang istri sudah bersusah payah mengandung dan menyusui buah hati. Semua perubahan bentuk tubuh tidak masalah.

Tetapi, cukupkah itu semua? Ternyata tidak. Ada suara-suara sering kali membuat para perempuan yang mengalami perubahan bentuk tubuh pascamelahirkan menurun rasa percaya dirinya. Parahnya, suara-suara tersebut tidak bisa dikendalikan. Belum lagi kalau itu terjadi pada seorang public figure. Netizen di media sosial bisa begitu bergembiranya melemparkan kalimat bernada nyinyir.

Salah satu kalimat dari netizen yang sempat membuat sedih Meira Anastasia, istri dari komikus Ernest Prakarsa, "Ternyata, orang ganteng belum tentu istrinya cantik!" (hal 11). Komentar tersebut dengan begitu jelasnya terpampang dalam postingan Ernest Prakarsa di Instagram.

Salah satu kekejaman media sosial yang tidak bisa dikontrol. Meira yang sebelumnya tidak mengalami apa-apa sampai kemudian mengalami krisis percaya diri karena dianggap kurang cantik. Padahal selama ini, Ernest sendiri tidak pernah melontarkan keberatan.

Bisa jadi kalimat yang begitu cepat meluncur dari netizen tidak karena kebencian terhadap Meira. Kenal saja tidak, maka tentu juga tidak ada alasan untuk membenci. Lantas, bagaimana netizen begitu tega menyampaikan komentar tersebut yang bisa dibaca jutaan orang?

Di antara banyak orang yang sibuk berkomentar negatif, kita sering kali harus lebih menyediakan ruang untuk mendengarkan kalimat positif meskipun jumlahnya lebih sedikit. Buku Imperfect, berisi tulisan Meira Anastasia blak-blakan menceritakan sisi lain menjadi istri seorang public figure.

Keluh kesahnya tentang bentuk tubuh dan penampilan, kekhawatiran jika tidak bisa lagi menarik di depan suami pascamelahirkan dua anak. Ada juga, kecemasan karena tidak bisa memenuhi ekspektasi teman-teman apalagi netizen. Kemudian diberi solusi cara menyikapi itu semua. Meira melakukan serangkaian latihan tubuh yang awalnya agar bisa memenuhi ekspektasi orang-orang sekitar.

Tetapi kemudian, dia mengubah tujuan latihan tersebut untuk mencapai hidup sehat dan bahagia. Masa-masa menyedihkan membuatnya memahami satu pelajaran penting dalam hidup. "Aku nggak mau juga menilai orang dari luarnya saja, karena ternyata nggak enak banget diperlakukan seperti itu," katanya (hal 116).

Buku ini seperti menjawab kegelisahan perempuan-perempuan yang memiliki masalah serupa. Di waktu yang bersamaan, buku ini pun menawarkan solusi untuk membangkitkan rasa percaya diri kembali. Buku juga dilengkapi skema diet dan hidup sehat dengan kafein dan serangkaian program latihan tubuh.


Diresensi Melina Sekarsari, Sarjana Sastra Universitas Pakuan

Komentar

Komentar
()

Top