Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bagaimana Elvis Presley dan Seniman Lain Menceritakan Hidup Lewat Seni

Foto : Spotify

Bintang rock Elvis Presley.

A   A   A   Pengaturan Font

Arthur Miller, Marilyn Monroe dan The Crucible.

Penulis psikobiografi terkenal James W. Anderson, yang telah mempelajari seniman dan psikolog sepanjang karirnya menerbitkan beberapa karya tentang sosok Arthur Miller (1915-2005).

Dalam artikelnya The Psychology of Artistic Creativity: With Reference to Arthur Miller and The Crucible, ia menceritakan bahwa sang penulis naskah sangat sadar akan beban pribadi yang ia pikul dalam karyanya.



Dramanya yang terkenal The Crucible atau The Salem Witches menceritakan sebuah kisah yang terjadi pada abad ke-17 di Salem, Massachusetts, tentang pengadilan terhadap para wanita yang dituduh sebagai penyihir. Melalui plot ini, Miller menuangkan ketakutan dan pengalamannya selama masa McCarthyisme, penganiayaan yang dilakukan oleh Senator Joseph McCarthy pada tahun 1950-an di Amerika Serikat di mana orang-orang yang dicurigai sebagai komunis diadili tanpa pandang bulu, ditangkap, dan dikucilkan.

Tidak hanya itu, tampaknya ada kesamaan antara masalah sentimental protagonis dalam cerita ini dengan masalahnya sendiri. John Proctor, tokoh utama dari The Witches of Salem, merasa bersalah karena telah tidur dengan Abigail, pelayannya yang masih muda. Abigail yang terobsesi dengan Proctor, menuduh istrinya sebagai penyihir untuk mendapatkan "jalan bebas". Selain konteks narasi, Miller menyatakan bahwa jiwa dari drama ini adalah rasa bersalah yang dirasakan John karena tidak setia kepada istrinya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top