Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Badan Pangan untuk Akhiri Ego Sektoral

Foto : ANTARA/Makna Zaezar

Petani menarik padi hasil panennya melalui saluran irigasi di Desa Talio Hulu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, belum lama ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam beberapa hari terakhir, polemik impor jagung menghiasi pemberitaan media di Tanah Air. Dua Kementerian, yakni Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersilang pendapat.

Menteri Perdagangan, Muhammad Luffi, dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, pada 23 September lalu, menanyakan klaim stok melimpah oleh Kementan, selaku lembaga penanggung jawab produksi. "Kalau kita punya stok, kenapa harganya meroket? Jangan bicara jutaan, bicara 7000 ton saja tak ada kebutuhan untuk sebulan di Blitar," tegas Lutfi.

Kementan tidak tinggal diam merespons pernyataan Mendag, lembaga itu bahkan siap menunjuk lokasi produksi jagung nasional yang sebesar 2,3 juta ton.

Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Moh. Ismail Wahab, merespons keraguan data stok jagung. Menurut Ismail, Kementan melakukan update data stok jagung secara reguler setiap minggunya. Bahkan, ada dua unit kerja yang secara aktif melakukan, yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Data dan Informasi Pertanian.

"Badan Ketahanan Pangan melakukan survei periodik stok jagung di pengepul, gudang GPMT (gabungan pengusaha makanan ternak), dan pasar. Sedangkan Pusdatin kami secara langsung melalui mantri tani dan harmonisasi data BPS. Datanya sama," tegas Ismail.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top