Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Badan Nuklir Dunia Bantah Turunkan Standar dalam Investigasi Iran

Foto : ANTARA/Reuters

Seorang petugas kebersihan bekerja sebelum konferensi pers oleh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam pertmuan Dewan Gubernur IAEA di Wina, Austria, pada September 2021.

A   A   A   Pengaturan Font

WINA - Ketua lembaga pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pada Senin (5/6) membantah bahwa pihaknya telah melunakkan standar dalam investigasi terhadap aktivitas nuklir Iran.

Bantahan itu disampaikan IAEA setelah Israel menuduh lembaga itu "tunduk kepada tekanan Iran".

Sorotan perselisihan penyelidikan IAEA yang berjalan selama bertahun-tahun itu terletak pada asal mula partikel uranium yang ditemukan di tiga lokasi Iran yang tidak diumumkan, yang tampaknya telah aktif dari sekitar dua dekade lalu.

"Kami tidak pernah, tidak pernah melunakkan standar kami. Kami berpegang teguh dengan standar kami, kami menerapkan standar kami," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam konferensi pers ketika ditanya mengenai kritik yang tidak biasa terhadap lembaganya yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Badan intelijen Amerika Serikat dan IAEA meyakini bahwa Iran pernah memiliki program senjata nuklir yang terkoordinasi, dan telah dihentikan pada 2003.

Meskipun ada partikel uranium yang ditemukan baru-baru ini, IAEA diwajibkan untuk menelusuri asal mula material nuklir yang belum tercatat itu.

Iran menyangkal bahwa pihaknya membuat senjata nuklir.

IAEA telah lama mengecam Iran dalam menghalang-halangi penyelidikan, sehingga mendorong 35 negara yang duduk di Dewan Gubernur IAEA mengesahkan resolusi guna memerintahkan Iran untuk segera mematuhinya.

Dalam sebuah laporan kepada negara-negara anggota pekan lalu, Grossi mengatakan Iran telah memberikan penjelasan mengenai jejak sisa uranium di satu lokasi, yang dikenal sebagai Marivan-keberadaan tambang dan laboratorium yang dahulu dioperasikan oleh negara yang menurut para diplomat adalah Uni Soviet.

Laporan itu menyebutkan bahwa Iran telah menyediakan "penjelasan yang memungkinkan ... Untuk itu, IAEA pada saat ini tidak memiliki pertanyaan tambahan mengenai sisa partikel uranium yang terlacak di 'Marivan' atau di lokasi, dan persoalan ini tidak dianggap belum terselesaikan lagi pada tahap ini."

Netanyahu menyatakan penjelasan Iran adalah "tidak mungkin secara teknis," serta menambahkan bahwa "tunduknya badan itu (IAEA) kepada tekanan Iran menodai rekam jejaknya."

Walau partikel yang ada dapat dijelaskan dengan keberadaan tambang dan laboratorium yang dulu dioperasikan Uni Soviet serta IAEA tidak lagi memiliki pertanyaan tambahan, seorang diplomat senior mengungkapkan bahwa penilaian IAEA tetap sama, yaitu bahwa Iran telah melakukan uji peledakan di sana beberapa dekade lalu yang relevan dengan senjata nuklir.

Grossi mengemukakan Iran masih memperlambat upaya pemasangan kembali peralatan pengawasan yang dicabut atas perintah Teheran setahun yang lalu.

Sejauh ini, hanya sedikit dari peralatan yang direncanakan IAEA untuk ditempatkan kembali di bawah kesepakatan yang diumumkan dalam pernyataan bersama dengan Iran pada Maret, telah terpasang kembali.

"Yang diperlukan saat ini adalah proses yang berkelanjutan dan tanpa hambatan yang mengarah kepada terpenuhinya seluruh komitmen yang tercantum dalam Pernyataan Bersama tanpa adanya penundaan," kata Grossi dalam sebuah pernyataan kepada dewan IAEA.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top