Badan Geologi Kementerian ESDM Dorong Agar Bentang Karst Dilindungi
Foto: ANTARA/Suriani MappongMAKASSAR - Badan Geologi Kementerian ESDM mendorong kawasan bentang karst yang tersebar di Indonesia agar dilindungi, termasuk Kawasan Bentang Karst Maros-Pangkep seluas 42.600 hektare atau karst terluas di Indonesia dan ketiga di dunia.
"Hal itu menjadi urgent, sehingga Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hadir di sini untuk memberikan pemahaman pentingnya kawasan lindung geologi itu," kata General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan di Makassar, Rabu (20/11).
Karena itu, kata dia, Sosialisasi Kawasan Lindung Geologi yang digagas Badan Geologi, Kementerian ESDM di Makassar selama dua hari, yakni 19-20 November 2024, diharapkan dapat menguatkan pelaksanaan di lapangan.
Kondisi itu mengingat maraknya aktivitas pertambangan dan pesatnya pembangunan infrastruktur di sekitar wilayah bentang karst atau pegunungan kapur itu.
Dedy mengatakan sosialisasi yang digelar Badan Geologi ini salah satu tujuannya untuk menguatkan pengelola kawasan bentang karst dengan mengoptimalkan perlindungan melalui kolaborasi multipihak.
Hingga saat ini, Indonesia telah menetapkan tiga kawasan Cagar Alam Geologi (CAG) dan 14 Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK), termasuk di dalamnya Bentang Alam Karst Maros Pangkep yang baru diresmikan tahun ini.
Sementara itu, Sekjen Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI) Sunung Baskoro mengatakan KBAK memiliki potensi sebagai geowisata dan juga memiliki nilai sejarah dari sudut arkeologi, karena terdapat situs-situs purbakala seperti di Leang-Leang, Maros yang terdapat bekas telapak tangan dan gambar babi rusa yang diprediksi 40 ribu tahun silam.
Dia mengatakan, banyak KBAK di wilayah Indonesia Timur itu merupakan peninggalan prasejarah dari sisi arkeologi maupun dari geologi, sehingga perlu adanya penelitian kolaborasi antara arkeologi dan geologi dan memunculkan cabang geoarkeologi.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Geologi Tata Lingkungan Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Indra Badri, mengatakan KBAK menyimpan banyak keunikan yang berbeda dari satu lokasi dengan lokasi lainnya.
"Karena itu, KBAK yang menyimpan banyak keunikan itu harus dilakukan konservasi dan dilakukan penataan di lapangan," ujar dia. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Penelitian Ungkap Pekerjaan Tertentu Kurangi Risiko Kematian Akibat Alzheimer
- WhatsApp Luncurkan Beragam Fitur Seru
- Film 'Bayang-Bayang Anak Jahanam' Ditayangkan Mulai 16 Januari 2025
- Paul Rudd & Jack Black Umumkan Tanggal Rilis ‘Anaconda’ di Natal 2025
- Yori Rilis Single ‘Ruby Biru’ yang Bercerita tentang Menghadapi Ketidakpastian dalam Hidup