Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 08 Jan 2025, 01:00 WIB

Ayo Kerahkan para Peneliti Andal, Perguruan Tinggi Diajak Ciptakan Bibit Unggul dan Varietas Tanaman Baru

Rapat koordinasi terbatas bidang pangan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1). Rapat tersebut di antaranya membahas tentang program prioritas utama Presiden terkait swasembada pangan.

Foto: ANTARA/Moch Asimi

SURABAYA - Perguruan tinggi diajak untuk berperan dalam menciptakan tanaman bibit unggul dan varietas baru dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian. Perguruan tingi dapat melakukan penelitian dengan berkolaborasi dengan BRIN untuk menciptakan varietas tanaman baru.

“Penyediaan bibit, sudah lama kita tidak punya bibit unggul dan varietas baru seperti tebu sehingga kami mengajak agar perguruan tinggi melakukan penelitian,” kata Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan dalam Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, Selasa (7/1).

Selain itu apabila terkendala biaya, dia mengarahkan agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat mengalokasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR mereka untuk membantu pelaksanaan penelitian. “Ada CSR BUMN. Kalau biaya kurang kita ajak CSR BUMN ke situ,” ujarnya.

Seperti dikutip dari Antara, Zulkifli mengatakan penelitian juga dapat dilakukan terhadap tanaman perkebunan rakyat seperti kopi, kelap, cokelat, cengkeh, hingga lada karena memiliki nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan padi.

Menurutnya, hasil dari penelitian tersebut nantinya sangat membantu produktivitas pertanian Indonesia yang saat ini hanya 5,29 ton per hektare yaitu masih di bawah Vietnam yang sebanyak 6,1 ton per hektare dan Tiongkok 6,5 ton per hektare.

Sangat Mendesak

Terlebih, kebutuhan terkait bibit unggul padi yang tahan hama di Indonesia juga sangat mendesak mengingat serangan hama telah menurunkan produktivitas mencapai 7 kuintal per hektare.

Selain itu, Zulkifli menyebutkan pembaharuan bibit padi memang seharusnya dilakukan setiap tujuh sampai delapan tahun untuk mempertahankan produktivitas padi mengingat adanya kecenderungan produktivitas yang selalu menurun dengan varietas yang sama.

Sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mendorong penggunaan bibit padi unggul guna meningkatkan produktivitas dalam mendukung pencapaian swasembada pangan nasional.

"Melalui optimalisasi penggunaan benih padi unggul dapat turut melejitkan produktivitas beras nasional," kata Arief.

Arief menyatakan optimalisasi penggunaan benih padi unggul dapat mempercepat peningkatan hasil panen beras nasional dan mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

Dia mengaku sudah mendampingi Zulkifili meninjau lahan yang dikelola PT Sang Hyang Seri (SHS) dan ID FOOD di Subang, Jawa Barat, sebagai pusat produksi benih padi unggul.

Arief menekankan pentingnya pengembangan pusat pembenihan padi berkualitas yang mampu meningkatkan produktivitas dan mendukung target swasembada pangan nasional yang lebih cepat.

"Dengan benih padi terbaik yang ditanam oleh petani, maka dapat menentukan skala produktivitas saat panen nantinya. Target swasembada pangan pun (akan) semakin cepat tercapai," ujarnya.

Pusat benih SHS di Subang saat ini memiliki lahan seluas 3.200 hektare, yang diharapkan mampu menjadi fondasi penting dalam meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Dengan benih padi unggul yang dikelola secara baik oleh petani di lahan itu, Arief yakin produktivitas panen dapat mencapai 7 hingga 8 ton per hektare.

Peningkatan produktivitas ini diperkirakan mampu mengangkat produksi nasional hingga 20 persen, sehingga potensi impor beras dapat ditekan secara signifikan.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.