Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Awal Kembangkitan Kembali Pasar Barang Antik

Foto : Koran Jakarta/YK

Festival Barang Antik I Beberapa pembeli sedang memperhatikan koleksi kepala wayang Potehi di Festival Jogjakarta Tempoe Doeloe #2 di Mal Malioboro, Yogyakarta, akhir pekan lalu

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar barang antik mengalami kelesuan akibat dampak moderasi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, tahun ini diperkirakan akan menjadi awal kebangkitan kembali pasar barang antik, seperti sebelum 2015 dan pernah mencapai puncaknya pada awal hingga pertengahan 2000-an.

Optimisme tersebut kini mulai terpancar kembali di wajah mayoritas penjual barang antik dari berbagai kota besar di Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Wadah Djadoelan saat menggelar Festival Jogjakarta Tempoe Doeloe #2 di Mal Malioboro, Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Festival diikuti oleh 43 stan Komunitas Djadoelan, Komunitas Numismatik, dan Komunitas Filateli, yang mayoritas berasal dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, Solo, Surabaya, dan Bali dan digelar selama empat hari hingga Senin (29/1) malam.

Mami Rudi, pelaku antikan dari Surabaya mengatakan kebangkitan pasar barang antik tampak pada permintaan pasar akan koleksi-koleksi lebih serius dan mahal. Sejak 2015, pasar antikan didominasi oleh permintaan koleksi-koleksi yang disedot oleh para pemain baru antikan.

"Lama kita tidak jual koleksi special, yang jumlahnya terbatas dan harganya mahal. Nah ini sudah mulai ada permintaan lagi. Teman-teman semua mengatakan begitu," katanya.

Hal tersebut diamini pemilik Sawo Kecik Galery, Bayusaba Djatmiko dari Jogja yang fokus menjual koleksi keramik dan alat makan kuno. Menurutnya, saat ini koleksi 1800-1900an awal mulai bisa keluar dari gudangnya setelah 2 tahun ini justru hanya terus menambah koleksi barang daganannya.

Ramai Diburu

Gita Novandi, spesialis dokumen tua dan uang kuno, mengatakan pasar gelap dokumen tua di pasar dunia melonjak tinggi dengan lakunya beberapa koleksi dokumen tua Indonesia hingga 5 miliar rupiah. Dia mencontohkan dokumen tersebut seperi surat nikah Soekarno dengan Fatmawati dan dokumen terkait tokoh-tokoh besar lainnya.

"Gairah pada sejarah dan arkeologi mulai bergeliat. Makanya koleksi benda-bendanya juga ramai diburu," katanya.

Tanri Karebet pemilik Karebet Craft dari Boyolali, Jateng mengatakan untuk pasar mainan anak, musik, dan buku yang menjadi spesialisasinya, saat ini masih stagnan. YK/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top