Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Australia Lanjutkan Stimulus Demi Hindari Resesi

Foto : AFP

Scott Morrison  

A   A   A   Pengaturan Font

SYDNEY - Australia akan memperpanjang pemberian stimulus anggaran belanja untuk tahun depan demi menghindari terjadinya resesi. Hal itu disampaikan pemerintah Australia pada Selasa (21/7) seraya menjelaskan bahwa langkah stimulus diberikan demi melindungi kaum pekerja yang terkena dampak akibat terjadinya krisis wabah virus korona.

"Stimulus diberikan untuk mencegah peningkatan angka pengangguran serta membuat bisnis tetap mempertahankan pekerjanya hingga pengujung tahun dan mungkin untuk tahun depan,"demikian pernyataan Perdana Menteri Scott Morrison.

Australia diperkirakan akan mengalami resesi pertama setelah selama 30 tahun dan saat ini tengah berupaya mengakhiri angka pengangguran yang telah mencapai dua digit. Untuk itu, pemerintah di Negeri Kanguru itu akan menambah stimulus anggaran belanja demi mendukung program pendapatan dengan nilai sekitar 60 miliar dollar AS.

Sebelumnya pemerintah Australia telah menggelontorkan dana sekitar 30 miliar dollar AS bagi hampir 1 juta perusahaan yang pendapatannya berkurang secara drastis karena krisis kesehatan saat ini.

"Dana itu bisa mempertahankan sekitar 3,5 juta pekerja agar tak menganggur," demikian pernyataan dari Canberra.

PM Morrison yang menyebut saat ini sedang terjadi resesi Covid-19, mengatakan bahwa program stimulus ini telah menyelamatkan banyak bisnis serta kehidupan para pekerjanya walau ia harus mengorbankan janji-janji kampanyenya untuk meningkatkan surplus anggaran pada tahun ini.

Sementara itu Menteri Keuangan Josh Frydenberg menyebutkan bahwa paket dukungan ini sebagai langkah perekonomian tunggal terbesar yang pernah diberikan oleh pemerintahnya selama kurang lebih 100 tahun terakhir.

"Lockdown" di Melbourne

Pengumuman pemerintah terkait stimulus itu dilontarkan saat sekitar 5 juta penduduk di Kota Melbourne dan sekitarnya harus menjalani penutupan wilayah (lockdown) demi mengakhiri datangnya gelombang kedua wabah virus korona.

Selama periode Februari-Mei, tercatat ada 2 juta warga Australia harus kehilangan pekerjaannya dan terjadinya penyebaran wabah baru di Melbourne semakin memperparah situasi krisis.

Pemerintah Australia telah mendeteksi ada lebih dari 12 ribu kasus Covid-19 dan saat ini ada 3.000 kasus aktif di Negara Bagian Victoria, yang termasuk kasus di Melbourne.

Analis dari AMP Capital memperkirakan lockdown di Melbourne bisa mengakibatkan angka pengangguran akan berada di bawah angka 10 persen sebelum September mendatang saat program stimulus awal berakhir masanya.

"Melanjutkan stimulus bagi pendapatan amat penting," kata ketua urusan perekonomian di AMP, Shane Oliver. "Karena tingginya angka pengangguran, kemungkinan stimulus ini akan diperpanjang hingga tahun depan," imbuh dia.

Sementara itu Menteri Utama Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, menyambut baik rencana akan diperpanjangnya stimulus dengan mengatakan bahwa pemerintahan lokal akan terus menambah langkah-langkah dukungan ekonomi untuk melindungi industri di wilayah negara bagian yang dilanda wabah virus korona terparah.

"Merupakan sebuah perbedaan yang amat besar bagi warga untuk mengetahui bahwa sokongan tak akan terhenti hingga September, namun hingga jangka waktu yang lebih dari itu," pungkas Andrews. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top