Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penurunan Kualitas Lingkungan

Australia Kehilangan Lebih Banyak Spesies Dibandingkan Benua Lain

Foto : ISTIMEWA

TANYA PLIBERSEK Menteri Lingkungan Hidup Australia - Laporan Kondisi Lingkungan ini dokumen yang mengejutkan, menceritakan krisis dan penurunan kualitas lingkungan hidup Australia.

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Australia kehilangan lebih banyak spesies mamalia dibandingkan benua lain dan menjadi salah satu negara dengan tingkat penurunan jumlah spesies terburuk.

Demikian disampaikan laporan lingkungan lima tahunan yang dirilis pemerintah, Selasa (19/7). Hewan-hewan seperti kadal ekor biru (Cryptoblepharus egeriae) diketahui hanya ada di penangkaran.

Tikus batu sentral (Zyzomys pedunculatus) dan kalong Pulau Natal (Pteropus melanotus natalis) adalah mamalia yang dianggap paling terancam punah dalam 20 tahun ke depan, yang terutama disebabkan oleh kemunculan spesies pemangsa. Populasi pohon cendana (Santalum album) juga menurun.

Seperti dikutip dari Antara, laporan itu muncul setelah Australia dilanda kekeringan, kebakaran lahan, dan banjir dalam lima tahun terakhir.

Kenaikan suhu di darat dan laut, perubahan pola kebakaran dan curah hujan, kenaikan muka air laut dan asidifikasi samudra, disebut membawa dampak signifikan yang akan terus terjadi.

"Laporan Kondisi Lingkungan ini dokumen yang mengejutkan, menceritakan krisis dan penurunan kualitas lingkungan hidup Australia, dan satu dekade kelambanan dan pengabaian pemerintah," kata Menteri Lingkungan Hidup Australia, Tanya Plibersek lewat pernyataan.

Pemerintah sebelumnya menerima laporan itu pada akhir 2021, dan sebaliknya, pemerintahan baru Partai Buruh akan menjadikan program lingkungan hidup sebagai prioritas. Plibersek menegaskan dirinya tidak akan menghindar dari persoalan lingkungan itu.

Terancam Punah

Jumlah spesies yang dimasukkan ke dalam daftar terancam punah atau kategori yang lebih tinggi bertambah 8 persen dari laporan sebelumnya pada 2016. Jumlahnya akan bertambah dengan cepat sebagai akibat dari kebakaran lahan yang melanda Australia pada 2019-2020.

Kebakaran lahan yang dijuluki "black summer" itu telah membunuh atau mengusir sekitar satu miliar hingga tiga miliar ekor hewan dan membakar 9 persen habitat koala.

Anggaran yang diperlukan untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah diperkirakan mencapai 1,69 miliar dollar Australia (17,23 triliun rupiah) per tahun, tulis laporan itu.

Disebutkan pula bahwa anggaran pemerintah sebelumnya untuk spesies terancam punah hanya 49,6 juta dollar Australia (505,55 miliar rupiah).

Suhu rata-rata di daratan Australia telah meningkat sebesar 1,4 derajat Celsius sejak awal abad ke-20. "Permukaan air laut terus meningkat lebih cepat daripada rata-rata global dan mengancam masyarakat pesisir," kata laporan itu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top