Australia dan Jerman Bangun Rantai Pasokan Hidrogen Bersama
Ilustrasi
Foto: IstimewaMenteri Perubahan Iklim dan Energi Australia Chris Bowen mengungkapkan, Australia dan Jerman bekerja sama untuk membentuk rantai pasokan hidrogen hijau. Adapun kedua negara telah mengalokasikan dana mencapai 90 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun proyek tersebut.
Kedua negara, yang menandatangani aliansi bilateral untuk produksi dan perdagangan hidrogen pada Juni 2021, mengumumkan pendanaan untuk empat proyek di bawah inisiatif Inkubator Inovasi dan Teknologi Hidrogen Jerman-Australia (HyGATE).
Kolaborasi ini selanjutnya membantu Australia memperkuat infrastruktur ekspor energi terbarukannya, sekaligus memungkinkan Jerman memenuhi kebutuhan energinya yang terus meningkat melalui sumber yang lebih bersih.
Hidrogen hijau dibuat dengan menggunakan elektroliser yang ditenagai oleh energi terbarukan untuk memisahkan air.
Dari dana yang diperoleh, firma teknologi bersih Australia Vast Solar dan Solar Methanol Consortium memenangkan hibah masing-masing senilai 19,48 juta dolar Australia dan 13,2 juta euro, untuk mengembangkan elektroliser 10 MW yang menghasilkan hidrogen hijau untuk produksi metanol surya di Port Augusta, Australia Selatan.
Penerima hibah lainnya, Hysata, sebuah perusahaan elektroliser, dianugerahi 8,98 juta dolar Australia untuk bekerja sama dengan Institut Teknologi Produksi Fraunhofer Jerman untuk mengembangkan elektroliser 'makan kapiler' baru untuk menghasilkan hidrogen berbiaya rendah di Port Kembla, New South Wales.
Saat ini, data dari Office of the Chief Economist di Federal Department of Industry, Science and Resources, menunjukkan proyek hidrogen menghasilkan investasi potensial sebesar 266 miliar dolar Australia dari nilai total proyek sumber daya dan energi sebesar 705 miliar dolar Australia di pipa di Australia.
"Bekerja bahu membahu dengan mitra internasional kami akan membantu Jerman menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap pada tahun 2038 dan membantu Australia mencapai nol bersih pada tahun 2050," kata Bettina Stark-Watzinger, Menteri Pendidikan dan Riset Jerman, dikutip dari Reuters, Senin (30/1).
Sementara itu, seorang pejabat senior Jerman mengatakan bahwa dirinya berharap negaranya akan menerima hidrogen yang dibuat dengan energi terbarukan dari Australia pada tahun 2030.
Kedua negara telah meningkatkan rencana kerja sama energi bersih saat Jerman mencoba mencari pengganti pasokan gas Rusia sambil mengejar kebijakan ambisius untuk mengurangi emisinya menjadi "nol bersih" pada tahun 2045.
Apa yang disebut hidrogen hijau dipandang sebagai bahan bakar utama untuk menggerakkan proses industri yang membutuhkan suhu tinggi, seperti pembuatan baja.
Bettina Stark-Watzinger mengatakan, Australia memiliki potensi kuat untuk menghasilkan hidrogen dengan bantuan tenaga surya dan angin yang melimpah.
"Tujuan saya adalah agar pengiriman pertama benar-benar mencapai Jerman paling lambat tahun 2030," tuturnya setelah pertemuan di Berlin dengan Menteri Iklim dan Energi Australia Chris Bowen, dikutip dari AP.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke