Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Atlet Banyak Kontroversi Gender

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Aprilia Manganang sebagai pemain voli nasional pernah mendapat protes dari tim Filipina pada ajang SEA Games ke-28 Singapura tahun 2015. Tapi protes tersebut dibantah perwakilan Jepang pada organisasi International Volleyball Federation.

"Penyelenggara memberi tahu kami bahwa tidak ada cukup waktu untuk melakukan tes gender di Indonesia," kata Presiden Larong Volleyball ng Pilipinas Inc (LVPI) Joey Romasanta seperti dikutip Business Mirror pada 10 Juni 2015.

Romasanta mengaku mendapat informasi dari Panitia Penyelenggara SEA Games bahwa pihaknya hanya mengadopsi sertifikasi yang diberikan The Fédération Internationale de Volleyball (FIVB) tentang jenis kelaminnya.

Pelatih tim voli Filipina, Roger Gorayeb menolak Aprilia bertanding lantaran penampilan dan kekuatan fisiknya. Namun, Singapore SEA Games Organising Committee menolak permintaan itu, setelah mengkaji dokumen yang dikumpulkan tim voli Indonesia.

Bukan hanya menimpa Aprilia, kasus gender pada dunia olahraga juga pernah terjadi pada lintasan atletik. Pelari Caster Semenya asal Afrika Selatan yang berhasil meraih medali emas di cabang lari 800 meter putri pada World Championships 2009 juga diprotes tim lain.

Pada waktu itu dia mencatatkan waktu 1: 55,45 di babak final. Catatan waktu luar biasa ini melahirkan pertanyaan jenis kelaminnya. Tapi Federasi Atletik Internasional menegaskan, Semenya perempuan, meski tidak ada bukti tes gender yang dirilis secara resmi dengan alasan privasi. Selanjutnya, dia kembali meraih medali perak di World Championships 2011 dan Olimpiade 2012.

Pada 2014, atlet India bernama Dutee Chand berusia 19 tahun didiskualifikasi hanya beberapa jam menjelang pertandingan ajang Commonwealth Games di Glasgow, Skotlandia. Keputusan tersebut dilakukan setelah hasil tes yang Federasi Atletik Internasional (IAAF) menunjukkan peningkatan hormon testosteron secara alami dalam darahnya.

Kontroversi

Kontroversi berawal saat dia memenangkan dua medali emas Kejuaraan Atletik Junior Asia dalam jarak 200 meter dan 4 + 400 meter. Pada nomor 200 m, Chand memperbaiki waktu sebelumnya menjadi 23,74 detik dan berharap untuk lolos ke Commonwealth Games.

Setelah Commonwealth Games, Chand dikeluarkan dari kontingen India untuk Asian Games 2014, meski tidak ada indikasi Chand terlibat kecurangan atau doping. Keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena dia mengalami hiperandrogenisme wanita, atlet wanita dengan tingkat androgen tinggi.

Atlet India lain yang memiliki kontroversi terkait jenis kelamin adalah Santhi Soundarajan. Ia berhasil memenangkan medali perak nomor 800 meter putri pada Asian Games 2006 Doha, Qatar. Catatan waktunya 2 menit 3,16 detik.

Setelah menjalani tes jenis kelamin, tidak lama kemudian hasilnya menunjukkan bahwa dia tidak memiliki karakteristik seksual seorang wanita. Tes ini dilakukan menyusul kecurigaan IAAF sehingga harus menjalani tes ginekologi, genetika, endokrinologi, psikolog, dan spesialis penyakit dalam.

Keputusan IAAF menyatakan, Santhi tidak bisa berolahraga lagi. Dalam petisi video 2016, Santhi Soundarajan mengungkapkan bahwa dia telah diberitahu menderita sindrom insensitivitas androgen.

Stella Walsh asal Polandia dikenal sebagai sprinter berprestasi. Dia berhasil merebut medali emas 100 meter perempuan Olimpiade 1932 dalam catatan waktu 11,9 detik. Setelah pensiun, dia menerima kewarganegaraan Amerika Serikat dan aktif berbagai asosiasi olahraga komunitas warga Polandia di AS.

Status gender Walsh terkuak saat tewas dalam perampokan bersenjata di Cleveland, Ohio pada 4 Desember 1980. Saat itu, dia baru saja membeli pita untuk upacara penyambutan para pemain bola basket Polandia yang berkunjung ke AS.

Yang mengagetkan hasil otopsi menunjukkan dia tidak memiliki rahim. Uretranya abnormal. Penis yang tidak berfungsi dan tidak berkembang. Namun, beberapa orang merasa yakin dia seorang perempuan.

Dari hasil analisis kromosom mengungkapkan bahwa sebagian besar selnya mengandung kromosom X dan Y (laki-laki) normal. Kontroversi tentang jenis kelamin biologisnya belum terselesaikan. Situasinya semakin rumit karena banyak dokumen yang dulu, termasuk surat kelahirannya, menyatakan dia perempuan.

hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top