Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penugasan Internasional

Athan Diminta Kumpulkan Informasi Strategis

Foto : ANTARA/RENO ESNIR

enteri Pertahanan (Menhan), Rymizard Ryacudu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para Atase Pertahanan (Athan) RI yang akan ditempatkan di negara-negara sahabat diminta untuk terus melakukan program diplomasi pertahanan. Mereka diminta menentukan target pengumpulan informasi strategis mengingat kondisi saat ini dihadapkan pada dinamika geopolitik.

"Sebagai duta bangsa bidang diplomasi pertahanan sekaligus sebagai perwira intelijen strategis, kalian harus memiliki konsep sebagai acuan dan arah dalam melaksanakan tugas," kata Menteri Pertahanan (Menhan), Rymizard Ryacudu, saat memberikan pembekalan kepada 54 Athan, di Kemhan, Jakarta, Rabu (26/9).

Dalam pembekalannya, Ryamizard mengatakan hakikat dan filosofis pembangunan strategi dan arsitektur pertahanan negara dalam tatanan negara demokrasi sejalan dengan prinsip demokrasi kerakyatan atau supremasi sipil, otoritas sipil memiliki kewenangan untuk mengendalikan kekuatan militer yang pelaksanaannya didelegasikan kepada Presiden melalui Menhan.

Secara politis, Menhan selaku pembantu Presiden dalam bidang pertahanan memiliki otoritas tertinggi di dalam mendesain dan menentukan kebijakan strategis pertahanan negara termasuk di dalamn y a m e laksanakan kontrol demokratis terhadap kekuatan militer.

"Dalam hal ini, kedudukan TNI adalah sebagai alat atau instrumen pertahanan negara guna mendukung terwujudnya sasaran arsitektur pertahanan negara sebagaimana saya sebutkan di atas. Sementara itu, fungsi Polri adalah sebagai instrumen keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.

Kawasan Aman

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan pembangunan kekuatan pertahanan negara setiap bangsa di dunia diarahkan untuk mewujudkan kawasan dan dunia yang aman, damai, dan kesejahteraan. "Inilah yang merupakan esensi dan titik nol arah kompas yang senantiasa perlu dikalibrasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi aktual lingkungan strategis kawasan," ujarnya.

Konsep ini, kata dia, telah disepakati dan diimplementasikan oleh kawasan ASEAN, di mana Indonesia telah melewati kebersamaan di dalam ASEAN selama 51 Tahun. "Kebersamaan dalam ASEAN yang selalu rukun, damai dan bersahabat. Kita selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan dan perbedaan pandangan dengan semangat kebersamaan dan persatuan," ujarnya.

Hal itu menjadi modalitas utama kekuatan kawasan dalam menavigasi berbagai potensi ancaman dan tantangan yang selalu silih berganti menghantui kawasan Indonesia.

Menurut Ryamizard, komitmen dan budaya ASEAN yang juga dikenal dengan "ASEAN Way" juga menjadi pondasi utama di dalam membangun kerja sama pertahanan sekaligus sebagai arah utama di dalam menyusun arsitektur keamanan demi terwujudnya kawasan ASEAN yang stabil, aman, dan damai.

"Dalam merumuskan arsitektur keamanan kawasan kita perlu selalu mengacu pada penilaian kondisi aktual potensi ancaman kawasan masa kini dan masa yang akan datang," ucap purnawirawan Jenderal bintang empat ini. fdl/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top