![Atasi Penurunan Produksi Pangan dengan Diversifikasi](https://koran-jakarta.com/images/article/atasi-penurunan-produksi-pangan-dengan-diversifikasi-230914003346.jpg)
Atasi Penurunan Produksi Pangan dengan Diversifikasi
![Atasi Penurunan Produksi Pangan dengan Diversifikasi](https://koran-jakarta.com/images/article/atasi-penurunan-produksi-pangan-dengan-diversifikasi-230914003346.jpg)
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat beras impor asal Thailand di Pelabuhan Ujung Baru, Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/9). Pemerintah hendaknya fokus pada program-program yang sudah direncanakan, seperti diversifikasi pangan dan substitusi impor.
SURABAYA - Mengingat penurunan produksi menjadi masalah yang berulang, pemerintah diminta jangan selalu mengambil jalan pintas dalam mengatasi masalah kenaikan harga pangan dengan impor. Pemerintah hendaknya fokus pada program-program yang sudah direncanakan, seperti diversifikasi pangan dan substitusi impor.
"Setiap tahun masalah harga ini kan selalu terulang, maka sebaiknya pemerintah fokus pada program-program yang sudah direncanakan seperti diversifikasi pangan dan substitusi impor," kata pakar pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jawa Timur, Surabaya, Ramdan Hidayat, kepada Koran Jakarta, Rabu (13/9).
Ramdan mengatakan kenaikan harga beras adalah saat di mana petani sebagai kaum marjinal dapat merasakan keuntungan, yang mana momen ini jarang terjadi. Pemerintah dapat mendorong budi daya dan penggunaan ubi jalar sebagai produk substitusi impor dalam program food estate.
Jenis tanaman ini punya banyak kelebihan karena karbohidratnya setara dengan beras, tapi di sisi lain rendah gula sehingga ideal untuk makanan sehari-hari untuk menghindari risiko diabetes. Ubi jalar juga bisa untuk substitusi jagung dan dapat dikembangkan di lahan marjinal, karena tidak terlalu butuh banyak air seperti jagung. Prospeknya juga sangat baik untuk food estate," ujar Ramdan.
Memprotes Keras
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya