Atasi Bencana Abrasi, Pakar Sebut Perlu Mitigasi Jangka Panjang, dari Tanam Bakau hingga Bangun Tembok Laut
Tembok laut (sea wall) modern di Ventnor, Isle of Wight, Inggris.
Foto: wikipediaJAKARTA - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yanto, Ph.D mengingatkan perlunya upaya mitigasi jangka panjang untuk mengatasi bencana abrasi.
"Upaya mitigasi bencana abrasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kekuatan tebing pantai dan mengurangi kekuatan arus dan gelombang laut," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (23/6).
Dia menjelaskan peningkatan kekuatan tebing pantai dapat dilakukan dengan membangun bangunan pelindung pantai sepertisea wallatau struktur pelindung pantai yang dibuat sejajar dan biasanya memiliki permukaan miring, dengan berbagai variasinya.
Selain itu, bisa juga dengan membangungroin,yakni struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok ke arah pantai,bulkheadatau infrastruktur untuk mencegah terjadinya limpasan sertajetty,yakni infrastruktur pelindung dari arus ataupun pasang surut.
Upaya mitigasi, tambah dia, dapat dilakukan dengan menanam tanaman bakau dan memelihara terumbu karang guna memecah gelombang laut dan mengurangi daya rusaknya.
Dosen Fakultas Teknik dan Jurusan Teknik Sipil Unsoed tersebut menjelaskan abrasi adalah proses alamiah yang setiap hari terjadi di banyak pantai dengan kekuatan yang berbeda-beda.
"Misalnya, abrasi yang terjadi pada pantai landai, yakni pada umumnya materialnya tersusun dari butiran pasir, terjadi secara kontinuitas, namun perlahan-lahan, sehingga perubahan morfologi pantainya tidak mudah diamati," katanya.
Abrasi yang paling mudah diamati, tambah dia, adalah abrasi yang terjadi pada pantai yang berbentuk tebing.
"Hal ini terjadi karena abrasi yang menggerus tebing atau yang umumnya terjadi pada bagian bawah tebing dapat menyebabkan keruntuhan material tanah di atasnya yang justru tidak tergerus. Contoh ini yang terjadi di Pantai Amurang," katanya.
Yanto menambahkan besar kecilnya abrasi tergantung pada besar kecilnya arus serta gelombang laut yang menghantam dan kekuatan material lapisan tanah penyusun pantai.
"Lapisan tanah yang didominasi oleh pasir akan lebih mudah terabrasi dibandingkan lempung atau batuan. Yang sering tidak disadari adalah permukaan tanah tersusun dari material tanah yang padat, sangat mungkin di bagian bawah didominasi oleh pasir," katanya.
Jika bagian bawah ini terabrasi, kata dia, bagian atasnya akan ikut runtuh. "Keberadaan bangunan di atas lapisan ini akan menambah beban pada tanah yang mempercepat proses keruntuhan tersebut," katanya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng