Astronom Buktikan Teori Lubang Hitam Einstein

PARIS - Sebuah konsorsium astronom pada Kamis (26/7) mengatakan bahwa mereka untuk pertama kalinya mengkonfirmasi prediksi teori relativitas umum Albert Einstein dengan mengamati efek gravitasi dari lubang hitam supermasif terhadap sebuah bintang yang melintasinya.
Sebelumnya fisikawan teoritis kelahiran Jerman itu, telah mengemukakan bahwa gaya gravitasi besar dapat merenggangkan cahaya, seperti kompresi dan peregangan gelombang suara yang kita rasakan dengan perubahan nada dari kereta yang lewat.

Para peneliti dari konsorsium GRAVITY yang dipimpin oleh Institut Max Planck bidang Fisika Ekstraterestrial di Garching, Jerman, menyadari bahwa mereka memiliki "laboratorium yang sempurna" untuk menguji teori Einstein dari lubang hitam Sagitarius A* yang ada di pusat galaksi Bima Sakti.

Lubang hitam begitu padat sehingga tarikan gravitasi mereka dapat membengkokkan cahaya, dan lubang hitam Sagitarius A* yang supermasif memiliki massa empat juta kali lipat dari matahari kita, sehingga menjadikannya yang terbesar di galaksi kita.

Para sstronom itu mengikuti bintang S2 saat melewati lubang hitam pada 19 Mei dengan kecepatan lebih dari 25 juta kilometer per jam. Mereka kemudian menghitung kecepatan dan posisinya menggunakan sejumlah instrumen dan membandingkannya dengan prediksi yang dibuat oleh Einstein bahwa cahaya akan ditarik oleh gravitasi dalam efek yang disebut pergeseran merah gravitasi (gejala bahwa frekuensi cahaya jika diamati di bawah situasi tertentu, bisa lebih rendah daripada frekuensi cahaya ketika terpancar dari sumbernya).

"Hasilnya sangat sejalan dengan teori relativitas umum dan merupakan terobosan besar menuju pemahaman yang lebih baik tentang efek medan gravitasi yang kuat," kata tim peneliti yang temuannya diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics edisi Jumat (27/7).
Halaman Selanjutnya....