Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Jasa Keuangan

Asing Kabur dari Pasar Modal dan SBN

Foto : ISTIMEWA

Anto Prabowo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juli ini menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih terjaga di tengah ketidakpastian yang dipicu sentimen negatif dari eskalasi perang dagang AS dan Tiongkok, sehingga melemahkan pasar keuangan global.

Selain itu, perekonomian global juga menghadapi tantangan berkurangnya likuiditas seiring berlanjutnya normalisasi kebijakan The Fed dan inflasi AS Juni 2018 yang telah mencapai target sebesar 2 persen. "Perkembangan tersebut menyebabkan tekanan di pasar keuangan global, khususnya di emerging market," kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo di Jakarta, Rabu (25/7).

Sejalan dengan perkembangan kondisi global tersebut, pasar keuangan domestik juga mengalami tekanan. Indeks Harga Saham Ganungan (IHSG) pada Juni 2018 melemah sebesar 3,08 persen dan ditutup di level 5.799,2, dengan investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar 9,1 triliun rupiah.

Namun, memasuki Juli 2018 tekanan sedikit mereda, IHSG pada 24 Juli 2018 ditutup di level 5.931,8 atau tumbuh 2,29 persen sejak awal Juli 2018, dan mencatatkan net buy investor nonresiden sebesar 795 miliar rupiah, meski jika dihitung sejak awal 2018 masih mencatatkan net sell sebesar 50,2 triliun rupiah.

Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), per Juni 2018, yield tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 44,0 basis poin (bps), 79,3 bps, dan 55,1 bps dibanding Mei 2018 yang rata-rata meningkat 27,7 bps. "Investor nonresiden mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar 3,6 triliun rupiah," kata Anto.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top