Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teknologi Dirgantara

Asing Berkepentingan Hancurkan IPTN

Foto : ANTARA/M Agung Rajasa
A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Republik Indonesia (RI) periode 1998-1999 itu mengungkapkan dirinya tidak dilibatkan oleh mantan Presiden Soeharto dalam penandatanganan kesepakatan dengan IMF tersebut.

Dalam salah satu klausul atau syarat yang harus dijalankan pemerintah Indonesia dari IMF, terdapat butir yang menyatakan penghentian pembiayaan pengembangan pesawat N250 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Jadi, saat menandatangani pencoretan N250 itu oleh Pak Harto, saya sebagai Wakil Presiden tidak diikutsertakan, sedangkan seluruh jajaran kabinet dilibatkan. Padahal, di situ saya berkepentingan," tutur dia. Habibie, bahkan setelah menjadi Presiden RI pada periode 1998-1999, dia tetap mengalah dengan keputusan tersebut.

Dia mengibaratkan, lebih baik mementingkan satu hal yang dicintai daripada satu hal yang disukai. "Keputusan itu untuk Indonesia, saya mencintai rakyat. Saya mengalah asal Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap satu. Tidak seperti Russia yang pecah jadi 17 negara," tutur Habibie. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top