Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Asian Para Games

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jadi, APG ini membuktikan bahwa pemerintah benar-benar tidak membeda-bedakan dalam memperlakukan warga negara. Semua diperlakukan sama, difabel atau "normal". Semua diperlakukan sama. APG juga menjadi momentum kebangkitan seluruh warga difabel dan menjadi ajang pembuktian bahwa mereka juga bisa berprestasi secara internasional.

APG merupakan ruang bagi kaum difabel mengaktualisasikan diri bahwa mereka juga mampu mengharumkan nama bangsa dan negara sama seperti warga biasa lainnya. Tak ada keistimewaan bagi orang "normal" karena kaum difabel juga mampu melakukan yang dikerjakan kaum "normal".

Namun begitu, hendaknya penghargaan untuk peraih medali pada APG ini tidak menegasikan perhatian pada kaum difabel yang tidak menjadi atlet. Setidaknya ada 11 juta kaum difabel di Indonesia yang harus mendapat perhatian pemerintah. Dari jumlah itu Menaker Hanif mengeklaim tinggal empat persen yang belum bekerja alias menganggur. Tentu angka tersebut harus diverifikasi di lapangan. Benarkah tinggal empat persen yang belum bekerja?

Saat ini diakui atau tidak masih terdapat diskriminasi terhadap kaum difabel di dunia kerja. APG harus menjadi momentum menyetarakan derajat difabel dengan yang normal agar sama-sama memperoleh peluang sama untuk bekerja di kantor atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Kaum difabel telah membuktikan mampu bekerja sama baiknya dengan orang normal.

Mari bersama-sama memberi peluang kaum difabel mengembangkan diri dengan memberi ruang yang sama untuk mereka dalam dunia kerja. Mari memberi ruang kaum difabel untuk mengaktualisasi diri bahwa mereka tak kalah berprestasi dengan orang normal.

Komentar

Komentar
()

Top